Nakita.id - Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati pada tanggal 24 Maret setiap tahunnya.
Peringatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit TBC.
Pasalnya, di Indonesia sendiri masih cukup banyak infeksi TBC yang tercatat.
Termasuk pada ibu hamil.
Lantas, bagaimana jika TBC menyerang ibu hamil dan bagaimana dampaknya untuk janin?
Melansir dari laman CDC, TBC pada ibu hamil yang tidak diobati bisa berbahaya untuk janin.
Bayi yang lahir ketika ibu hamil tidak mendapatkan perawatan TBC bisa memiliki berat badan kurang.
Dalam kasus langka, bayi juga bisa terlahir dengan infeksi TBC.
Perlu Moms tahu kalau pengobatan TBC pada ibu hamil tidak memiliki dampak buruk pada janin.
Perawatan TBC bisa beragam sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan.
Mulai dari perawatan intensitas sedang hingga tinggi.
Baca Juga: Pasien TBC Kategori 1, Bagaimana Tahap Pengobatannya yang Tepat?
Seseorang dapat memiliki TBC dan tidak mengetahuinya. Kondisi itu disebut TBC laten.
Tetapi jika seseorang memiliki TBC aktif, maka orang tersebut akan memiliki gejala seperti batuk selama berminggu-minggu, penurunan berat badan, dahak berdarah, dan keringat malam.
Sayangnya, baik TBC aktif dan laten dapat menyebabkan gangguan pada pada janin.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap TBC kemungkinan dapat mengalami gangguan berikut:
- Lahir dengan berat badan rendah
- Janin berisiko lahir prematur
- Terlahir dengan TBC (Jarang terjadi)
- Bayi baru lahir dapat tertular TBC jika ibu tidak menjalani pengobatan selama kehamilan.
Penderita TBC mungkin khawatir bahwa minum obat untuk tuberkulosis dapat membahayakan janin.
Padahal akan jauh lebih buruk jika membiarkan TBC tidak dirawat.
Obat-obatan TBC memang dapat menjangkau janin, tapi obat TBC (obat lini pertama) belum terbukti menyebabkan bahaya untuk bayi yang belum lahir.
Baca Juga: Hari Tuberkulosis Sedunia, Apakah Pengobatan TBC Dicover BPJS Kesehatan?
Beberapa obat TBC lini kedua) dapat menyebabkan cacat lahir atau masalah lain pada bayi yang sedang tumbuh.
Tetapi dokter tidak akan meresepkan obat-obatan tersebut jika seseorang sedang hamil atau berencana untuk hamil.
Dilansir dari Patient, berikut ini adalah orang yang paling berisiko terkena penyakit TBC.
- Kontak dekat dengan orang yang memiliki TB aktif di paru-paru.
Misalnya, tinggal serumah, atau menghabiskan banyak waktu dengan orang tersebut.
- Jika tinggi di negara atau tempat tinggal di mana penyakit TBC umum terjadi.
- Memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti infeksi HIV, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
- Malnutrisi atau kondisi seseorang mengalami gizi buruk dan kekurangan vitamin D
- Bayi, anak kecil dan orangtua lebih rentan terhadap TBC.
Dengan mengetahui cara penyebaran dan risiko tertular, semua orang dapat lebuh waspada dan berhati-hati.
Baca Juga: Batuk Kering Tidak Kunjung Reda, Apakah Tanda Awal Penyakit TBC?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR