Nakita.id - Teliti sebelum membeli saat hendak membeli produk perawatan tubuh ya Moms.
Sebab, saat ini banyak produk perawatan tubuh yang mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Untuk itu, kita harus melakukan berbagai langkah antisipasi dengan cermat hingga dapat memilih produk bodycare tepat dan aman.
Salah satunya adalah dengan memeriksa bahan kandungan kosmetik itu.
Pastikan Anda membaca label dengan cermat dan mencari bahan-bahan yang mungkin menimbulkan masalah bagi kulit Anda.
Jangan sembarangan, pastikan kita memilih merek terpercaya.
Produk-produk mereka biasanya melakukan uji klinis dan memperoleh sertifikasi dari badan regulasi.
Pilih produk yang mengandung bahan-bahan alami atau bahan yang telah teruji dan diakui keamanannya oleh badan regulasi.
Hindari bahan kimia yang berbahaya: Hindari produk yang mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh Anda.
apa saja bahan kimia berbahaya yang acap masuk ke dalam komposisi body care? Berikut beberapa di antaranya:
Phthalates merupakan wewangian buatan.
Baca Juga: Menyimpan Produk Kosmetik dan Skincare di Kulkas, Apakah Aman?
Zat kimia ini banyak ditemukan pada sampo, sabun cair, lotion, hingga produk pembersih rumah.
Phthalates sendiri berpotensi membahayakan ibu hamil hingga proses tumbuh kembang ataupun keselamatan janin itu sendiri.
Bahkan, phthalates yang masuk ke dalam tubuh ibu juga dapat tercampur dengan asi dan mengancam kesehatan bayinya.
Sebagai catatan, sebisa mungkin hindari produk yang hanya mencantumkan tulisan bahan “pewangi” atau “fragrance” pada kemasannya.
Pasalnya, terdapat kemungkinan bila produk tersebut mengandung phthalates.
Triclosan adalah zat kimia yang bertugas membunuh mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Umumnya, triclosan dapat ditemukan pada produk pembersih tubuh seperti sabun, pasta gigi, hingga deterjen.
Sayang, manfaat tersebut diiringi oleh potensi timbulnya penyakit macam alergi, asma dan eksim.
Bahkan, penggunaan triclosan secara rutin dan berlebih bisa saja meningkatkan kemungkinan bakteri untuk bermutasi menjadi lebih kuat layaknya yang sempat merepotkan Amerika Serikat pada 2019 hingga 2020 silam.
Paraben merupakan pengawet yang biasa digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba pada produk.
Biasanya, kandungan paraben dapat ditemukan pada berbagai macam produk kosmetik dan pembersih kulit.
Baca Juga: Setelah 2 Tahun Ditiadakan, Indonesia Cosmetic Ingredients 2022 Kembali Digelar Tahun Ini
Adapun, penggunaan produk kosmetik dengan kandungan paraben berpotensi menimbulkan reaksi seperti gatal, munculnya ruam, bengkak, hingga rasa nyeri ataupun terbakar. Bahkan, terdapat dugaan kalau paraben dapat memicu kanker.
Sama seperti paraben, formaldehyde atau formalin adalah senyawa yang acap digunakan sebagai pengawet pada produk skincare dan kosmetik.
Biasanya, kandungan formaldehyde dapat ditemukan pada cat kuku, make-up, lotion hingga deodoran.
Di sisi lain, paparan formalydehyde bisa menyebabkan iritasi kulit, kesulitan bernapas, mata berair, hingga sensasi terbakar di dalam hidung saat terhirup.
Tak berhenti sampai di situ, formaldehyde juga dikategorikan oleh The International Agency for Research on Cancer sebagai carcinogen atau zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Tidak semua alkohol termasuk dalam kategori ‘jahat’. Dalam hal ini, beberapa jenis alkohol yang patut diwaspadai adalah methanol, isopropyl, propanol dan benzyl.
Jenis-jenis alkohol tersebut dapat menimbulkan kekeringan hingga iritasi saat dipaparkan ke kulit. Bahkan, dalam kasus tertentu bisa saja terjadi peradangan dan ‘ledakan’ jerawat akibat sifat penyingkir perlindungan alami kulit yang dimiliki oleh alkohol-alkohol tadi.
Terkesan sulit? Bila merasa kewalahan untuk mengingat kandungan-kandungan yang berpotensi menimbulkan bahaya tersebut, Anda juga dapat mengaplikasikan cara lain yang jauh lebih sederhana.
Berkaca pada penjelasan tentang triclosan, sebisa mungkin hindarilah produk-produk yang mencantumkan bahan ataupun istilah ambigu seperti “ramah lingkungan”, “natural”, hingga “botanikal”. Sebagai gantinya, pilihlah produk-produk yang tidak ragu menjabarkan komposisi secara gamblang dan sudah mencantumkan sertifikasi dari badan berwajib.
Kabar baiknya, lini produk Dr. Bronner’s sudah memenuhi seluruh kriteria tersebut. Kian melegakan, jaminan keamanan untuk tubuh itu juga telah dibarengi oleh komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Hal tersebut dibuktikan dengan raihan sertifikasi seperti USDA Organic, Vegan Action, OTCO, Fair Trade, Non-GMO, hingga Cruelty-Free yang menandakan tingginya standar keberlangsungan ekologi serta sosial pada produk-produk Dr. Bronner’s
Baca Juga: Ciri-ciri Wajah Pakai Kosmetik Mengandung Merkuri Kerap Tidak Disadari, Salah Satunya Kulit Gatal
Tak ketinggalan, Dr. Bronner’s turut menyediakan produk sabun multifungsi ’18-in-1’ yang dapat digunakan saat mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, piring hingga baju hingga membersihkan hewan peliharaan.
Tentunya, konsep segudang manfaat di dalam satu botol tersebut memungkinkan para pengguna sabun multifungsi 18-in-1 Dr. Bronner’s untuk mereduksi angka sampah botol yang berpotensi mencemari alam.
"Faktanya, sabun cair Dr. Bronner’s sama sekali tidak mengandung kelima bahan yang disebut di atas, sehingga terbukti aman bagi kulit.
Dan karena terbuat dari bahan-bahan alami dan murni, sabun cair Dr. Bronner’s tidak akan mencemari lingkungan atau biodegradable, ujar Renny Hasibuan, CMO PT. SESA, sebagai perusahaan yang menaungi produk Dr.Bronner's.
"Berkat keunggulannya itu, majalah kegiatan luar ruangan Amerika Serikat, Outsider, bahkan memberikan label “sabun berkemah layak pilih untuk para backpacker dan pecinta kegiatan luar ruangan.” lanjut Renny.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR