Selain itu, beliau juga mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta.
Setelah kematiannya, beliau dihormati sebagai tokoh pendidikan nasional yang sangat berjasa dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Beliau menekankan pada pendidikan karakter dan kreativitas anak, yang merupakan pendekatan yang berbeda dari pendidikan yang ada pada masa itu yang lebih menekankan pada pengetahuan akademik.
Ide-ide dan konsepnya tentang pendidikan masih relevan hingga saat ini dan menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga memperjuangkan kesetaraan dalam pendidikan, tanpa memandang latar belakang sosial, agama, atau jenis kelamin.
Beliau berpendapat bahwa pendidikan harus menjadi hak bagi setiap anak Indonesia, dan bukan hanya privilge yang hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang.
Pendidikan yang diselenggarakan oleh Taman Siswa memperoleh sambutan yang baik dari masyarakat Indonesia pada saat itu.
Banyak anak yang lebih memilih untuk belajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara karena metode pengajaran yang lebih mudah dipahami dan ramah anak.
Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, konsep pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Biaya Kuliah ITS Jalur SNBP Tahun Ajaran 2023, Siapkan Dananya dari Sekarang!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR