- trombosit rendah
- penglihatan kabur
- edema paru (cairan terkumpul di paru-paru sehingga sulit bernapas)
- pertumbuhan janin yang buruk
Preeklamsia berat pada ibu hamil sendiri bisa menyebabkan kejang pada ibu hamil, solusio plasenta, hingga kematian janin maupun ibu hamil.
Dalam kasus tertentu, penanganan komplikasi kehamilan satu ini harus dilakukan secepat mungkin.
Yakni, dengan persalinan tanpa memandang usia kehamilan tersebut.
Meski bisa dengan persalinan per vaginam, tapi kebanyakan dokter kandungan akan menyarankan untuk bersalin secara caesar.
Apabila gejala preeklamsia ini dibiarkan, maka bisa membawa risiko yang lebih berbahaya pada Moms maupun Si Kecil.
Semoga informasi diatas bermanfaat, ya.
Yuk, kita cegah preeklamsia sejak dini selama masa kehamilan!
Baca Juga: 8 Manfaat Makan Alpukat Saat Hamil, Mulai dari Mengobati Anemia hingga Turunkan Risiko Preeklamsia
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR