HIV juga dapat mempersulit pengobatan penyakit umum seperti flu. Namun, mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) dan mencapai penekanan virus akan secara dramatis mengurangi risiko seseorang terkena infeksi oportunistik.
Tindakan penanganan lainnya, termasuk sering mencuci tangan untuk membantu mencegah beberapa penyakit ini dan komplikasinya.
Orang dengan HIV mungkin mengalami demam ringan dalam waktu lama. Suhu tubuh antara 37,7 derajat Celcius dan 38,2 derajat Celcius dianggap sebagai demam ringan. Tubuh mengalami demam jika ada yang tidak beres.
Tetapi penyebabnya memang tidak selalu jelas. Karena ini demam ringan, orang-orang yang tidak menyadari status HIV-positifnya sangat mungkin mengabaikan gejalanya.
Terkadang, keringat malam yang mengganggu tidur bisa menyertai demam.
Wanita dengan HIV dapat mengalami perubahan pada siklus menstruasinya. Di mana, menstruasi mereka mungkin lebih ringan atau lebih berat dari biasanya, atau mungkin tidak ada menstruasi sama sekali.
Wanita HIV-positif juga dilaporkan bisa mengalami gejala pramenstruasi yang lebih parah.
Bagi orang yang sudah menderita IMS atau penyakit menular seksual (PMS) lain, HIV dapat memperburuk gejala.
Misalnya, human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kutil kelamin, cenderung lebih aktif pada orang yang mengidap HIV. HIV juga dapat menyebabkan perjangkitan yang lebih sering dan lebih intens pada orang dengan herpes genital.
Tubuh pengidap HIV mungkin juga tidak merespons pengobatan herpes dengan baik.
Pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi pada rahim, saluran tuba, dan ovarium. PID pada perempuan HIV-positif mungkin lebih sulit diobati.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR