Nakita.id - Cuaca panas dapat menjadi tantangan bagi kesehatan manusia.
Paparan terus-menerus terhadap suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kondisi yang mempengaruhi tubuh kita.
Penting untuk mengetahui dan mengenali penyakit yang mungkin terjadi akibat cuaca panas, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa terjadi akibat cuaca panas:
Hipertermia adalah kondisi serius yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat secara signifikan akibat paparan panas yang berlebihan.
Pada heatstroke, tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dengan benar.
Gejala yang muncul termasuk pusing, kelelahan, kulit merah dan kering, mual, muntah, dan bahkan kehilangan kesadaran.
Untuk mencegah hipertermia, penting untuk tetap terhidrasi dengan baik, menghindari paparan langsung terhadap sinar matahari selama periode yang panas, menggunakan pakaian yang longgar dan ringan, serta mencari tempat yang sejuk dan teduh.
Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan tidak bisa menggantinya dengan cukup.
Cuaca panas dapat meningkatkan risiko dehidrasi karena tingkat kehilangan cairan yang lebih tinggi melalui keringat.
Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, haus yang berlebihan, kelelahan, pusing, serta penurunan produksi urine.
Baca Juga: Jangan Keseringan Minum Air Dingin Mentang-mentang Cuaca Sedang Panas, Ini 5 Bahaya yang Bisa Muncul
Untuk mencegah dehidrasi, penting untuk minum cukup air sepanjang hari, terutama saat suhu meningkat.
Hindari minuman berkafein dan alkohol karena dapat memperburuk dehidrasi.
Heat exhaustion adalah kondisi yang muncul ketika tubuh mengalami kelelahan akibat panas yang berlebihan dan dehidrasi.
Gejalanya termasuk berkeringat berlebihan, lemah, pusing, mual, dan mungkin juga muntah.
Kulit mungkin terasa dingin dan lembab.
Untuk mengatasi heat exhaustion, penting untuk mencari tempat yang sejuk dan teduh, minum air yang cukup, serta mengompres tubuh dengan air dingin atau basahi pakaian dengan air dingin.
Suhu yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
Cuaca panas dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan membuat jantung bekerja lebih keras.
Jaga kesehatan jantung dengan tetap terhidrasi, menghindari aktivitas fisik yang berlebihan saat suhu tinggi, dan mencari pendingin udara atau ruangan yang lebih sejuk.
Ruam panas, juga dikenal sebagai prickly heat, adalah kondisi kulit yang umum terjadi akibat paparan panas dan kelembapan.
Ini terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat dan menyebabkan ruam, gatal, dan kadang-kadang rasa terbakar.
Baca Juga: Cara Membuat Rumah Sejuk saat Cuaca Panas Tanpa AC, Mudah Dicoba!
Untuk meredakan ruam panas, menjaga kulit tetap bersih dan kering, menghindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat, serta menggunakan bedak atau krim yang menenangkan.
Peningkatan suhu dan dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi saluran kemih (ISK).
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat membuat bakteri lebih mudah berkembang biak dalam saluran kemih.
Untuk mencegah infeksi saluran kemih, penting untuk minum cukup air, sering buang air kecil, dan menjaga kebersihan pribadi yang baik.
Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kulit, seperti sunburn, kanker kulit, dan penuaan dini.
Lindungi kulit dengan mengenakan pakaian pelindung, topi, dan kacamata hitam, serta menggunakan tabir surya dengan SPF yang cukup tinggi.
Pada saat cuaca panas, sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan Moms.
Tetap terhidrasi dengan baik, hindari paparan panas secara berlebihan, kenali gejala-gejala yang mungkin muncul, dan jika memungkinkan, carilah tempat yang sejuk dan teduh.
Jika Moms mengalami gejala yang serius atau membutuhkan perawatan medis, segera cari bantuan dari tenaga medis yang berkompeten.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Gelombang Panas Paling Tinggi Dirasakan Asia Tenggara dan Selatan, Indonesia Termasuk?
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR