Jika bayi mengalami gejala alergi susu, seperti ruam, muntah, diare, mata berair, hidung tersumbat, mengi, atau sesak napas, sebaiknya hentikan pemberian susu formula dan diskusikan kembali perihal pemilihan susu formula dengan dokter ya, Moms.
Dokter bisa menyarankan penggantian susu formula biasa menjadi susu terhidrolisa atau susu dengan formula asam amino.
Ini adalah jenis susu formula yang kandungan proteinnya sudah dipecah menjadi lebih kecil, sehingga lebih mudah dicerna dan risiko alerginya lebih rendah.
Bukan hanya memperhatikan kandungan pada susunya saja, perhatikan juga takaran dan frekuensi menyusunya ya, Moms.
Bayi baru lahir umumnya perlu diberi susu formula setiap 2-3 jam sekali atau 8-12 kali dalam sehari, dengan jumlah yang kecil atau sekitar 30–60 ml dalam sekali menyusu.
Pada bulan pertama, bayi secara bertahap mengonsumsi susu sekitar 90-120 ml dalam sekali menyusu per harinya. Jumlah ini akan meningkat seiring pertambahan usianya.
Saat memberikan susu formula, Moms juga harus bijak dalam memilih botol susu yang akan digunakan oleh bayi.
Pastikan untuk memilih botol susu bebas BPA. Selain itu, pilih ukuran dot yang sesuai dengan usia bayi.
Supaya susu yang keluar lebih lambat dan tidak membuat Si Kecil tersedak saat menyusu, Moms disarankan untuk memilih dot yang berukuran kecil.
Jangan lupa juga untuk segera mencuci botol dan dot dengan benar setelah Si Kecil selesai menyusu agar sisa susu tidak mengering dan menempel di permukaan botol dan dot.
Bersihkan secara menyeluruh dengan sabun khusus mencuci botol bayi. Kemudian, keringkan dan sterilkan menggunakan air panas untuk membunuh kuman yang mungkin menempel.
Baca Juga: Ini Dia 6 Rekomendasi Merek Susu Formula Penambah Berat Badan Bayi
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR