Sudah ada beberapa kontribus yang dilakukan oleh dokter laktasi ini.
Salah satunya adalah mengedukasi para ibu hamil saat usia kandungannya mencapai 28 minggu mengenai pentingnya menyusui.
"Nah ketika saya mengedukasi ibu ini sejak hamil, saya mengharapkan ibu yang datang ke saya ini bersama suaminya, orangtuanya, atau mertuanya, dan juga support system yang ada di rumah. Karena, keberhasilan menyusui ini tidak hanya beban si ibu tetapi ini harus didukung atau di-support oleh support system di rumah. Paling utama itu adalah suami, orangtua, atau mertua," ujar dr. Ameetha.
Bahkan jika perlu, dirinya juga meminta ibu hamil tersebut untuk mengajak pengasuh atau baby sitter-nya agar juga dapat edukasi penting ini.
Selain itu, dirinya juga menjalankan tujuh kontak laktasi sesuai anjuran dari WHO.
Tujuh kontak laktasi ini mulai dijalankan dari usia kandungan 28 minggu hingga bayi berusia 3 bulan.
"Biasanya saya suka tambah lagi di kontak sebelum mulai MPASI. Jadi, usia 5-6 bulan kurang gitu, ibu sudah konsul lagi untuk diedukasi tentang pemberian MPASI yang benar. Bagaimana cara membuatnya, bagaimana menyiapkannya, bagaimana tekstur dan juga porsinya, frekuensi tekstur, jadwal makan. Itu diedukasi dulu sebelum bayinya mulai MPASI," kata dr. Ameetha.
"Jadi, kita benar-benar mendampingi dari sejak baru lahir hingga sudah mulai makan, agar berhasil pemberiannya sehingga tumbuh kembang bayi bagus atau baik dan tercegah dari stunting," harapnya.
Selain itu, dr. Ameetha juga memiliki komunitas Pejuang ASI Indonesia yang membuat rangkaian edukasi terkait laktasi sekaligus MPASI.
Rangkaian edukasi ini diberikan dalam acara offline dan online, hingga media sosial dr. Ameetha sendiri.
Mulai dari WhatsApp, Instagram, TikTok, Facebook, hingga YouTube.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Makanan Penyebab ASI Seret, Ibu Menyusui Wajib Tahu!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR