Hal ini dapat menyebabkan ketegangan hubungan dan kerentanan emosional pada anak.
Menjadi sadar akan perilaku yang tidak sehat dan toxic adalah langkah pertama dalam mengubahnya. Orangtua perlu mengenali pola perilaku mereka sendiri dan mencoba memahami akar dari kebiasaan-kebiasaan ini.
Orangtua perlu merefleksikan bagaimana kebiasaan toxic tersebut mempengaruhi anak mereka dan bagaimana mereka bisa memperbaikinya.
Introspeksi yang jujur akan membantu mereka menyadari bagaimana perilaku mereka berkontribusi terhadap dinamika keluarga.
Membangun pola komunikasi yang positif dan terbuka adalah kunci dalam hubungan orangtua-anak yang sehat. Dengarkan perasaan anak tanpa menghakimi dan hindari mengkritik atau menyalahkan. Berbicaralah dengan lembut dan hormati untuk mengatasi masalah dan konflik.
Cari tahu tentang metode pengasuhan yang lebih sehat dan positif seperti pendekatan "positive parenting" yang menekankan pada penguatan positif, penghargaan, dan dukungan yang membangun.
Tetapkan batasan yang jelas dan berlakukan konsekuensi yang sesuai ketika batasan tersebut dilanggar. Penting untuk tetap konsisten dalam menerapkan disiplin tanpa adanya preferensi atau perubahan aturan secara mendadak.
Semua orangtua memiliki momen di mana mereka bisa melangkah sedikit terlalu jauh atau melakukan kesalahan.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada orangtua yang sempurna, namun menyadari kebiasaan toxic dan berusaha untuk mengubahnya adalah langkah penting dalam membentuk hubungan yang sehat dan mendukung antara orangtua dan anak.
Orangtua dapat mencari dukungan dan bimbingan dari profesional atau kelompok dukungan orangtua jika merasa kesulitan dalam mengatasi kebiasaan toxic yang mungkin mereka miliki.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Cara Efektif Mencegah Kekerasan dalam Keluarga yang Berakibat Fatal pada Kesehatan Mental Anak
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR