Nakita.id - Pola asuh yang salah ternyata bisa menyebabkan stunting, lo!
Simak selengkapnya mengenai pola asuh penyebab stunting berikut ini.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi pada anak-anak yang didahului oleh kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Stunting ditandai dengan pertumbuhan fisik anak yang tidak mencapai potensi penuhnya, terutama tinggi badan yang lebih pendek dari tinggi badan normal sesuai dengan usianya.
Pola asuh yang tidak tepat dapat menjadi salah satu penyebab stunting pada anak.
Berikut ini adalah beberapa faktor pola asuh yang dapat menyebabkan stunting pada anak.
Nutrisi yang cukup dan seimbang selama kehamilan sangat penting untuk perkembangan janin yang optimal.
Jika ibu mengalami kekurangan gizi atau makan makanan yang tidak bergizi selama kehamilan, pertumbuhan janin dapat terhambat, menyebabkan stunting pada anak.
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi sangat penting untuk perkembangan fisik dan otak yang optimal.
Jika bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif atau tidak disusui dalam waktu yang cukup lama, risiko stunting meningkat.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat dan berkualitas pada usia 6 bulan ke atas sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Pemberian MPASI yang terlambat atau tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak dapat menyebabkan stunting.
Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya variasi makanan yang bergizi dapat menyebabkan kekurangan zat gizi pada anak.
Kekurangan gizi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan fisik terhambat dan menyebabkan stunting.
Kontaminasi makanan oleh bakteri atau parasit dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak dan menghambat penyerapan nutrisi.
Infeksi dan gangguan pencernaan dapat menyebabkan stunting jika tidak diatasi dengan baik.
Faktor lingkungan dan kebiasaan pola makan keluarga juga berperan penting dalam stunting.
Jika keluarga memiliki pola makan yang buruk dan terbatas pada jenis makanan yang bergizi, anak akan cenderung mengikuti pola makan yang sama.
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan menghindari infeksi pada anak.
Infeksi dan penyakit yang sering terjadi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan stunting.
Pola asuh yang tidak responsif dari orangtua atau pengasuh dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pola makan dan nutrisi.
Misalnya, jika anak tidak diberi perhatian saat makan atau dihadapkan pada situasi stres saat makan, bisa menyebabkan anak tidak mau makan dengan baik.
Baca Juga: Mengenal Faktor Risiko Stunting yang Ada pada Ibu Hamil dan Balita, Waspadai!
Pengetahuan orangtua tentang gizi dan nutrisi yang tepat untuk anak sangat penting.
Orangtua yang memiliki pengetahuan yang terbatas tentang nutrisi dan pola asuh yang baik mungkin tidak mampu memberikan dukungan yang optimal untuk tumbuh kembang anak.
Kondisi ekonomi keluarga yang buruk dapat menyebabkan akses terhadap makanan bergizi terbatas.
Keterbatasan ekonomi juga dapat mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memberikan perawatan kesehatan dan nutrisi yang optimal bagi anak.
Pengaruh media dan iklan yang menampilkan makanan cepat saji atau makanan tidak sehat dapat mempengaruhi pola makan anak.
Anak cenderung lebih tertarik pada makanan cepat saji yang tidak bergizi, yang dapat menyebabkan stunting jika menjadi pilihan utama mereka.
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan nutrisi bagi anak juga berperan penting dalam mengurangi risiko stunting.
Edukasi dan kampanye gizi yang efektif dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperbaiki pola asuh anak.
Untuk mencegah stunting pada anak, peran orangtua dan keluarga sangat penting dalam memberikan pola asuh yang tepat dan mengedukasi tentang pentingnya gizi dan nutrisi yang seimbang.
Peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan, air bersih, dan sanitasi juga menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan stunting.
Sebagai orangtua, jangan sampai melakukan pola asuh seperti di atas jika tidak ingin anaknya mengalami stunting.
Baca Juga: Simak Ulasan Lengkap Kaitan Antara Berat Badan Anak dengan Stunting
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR