Nakita.id - Benarkah jarak kelahiran bisa jadi pemicu stunting? Ini penjelasannya!
Stunting merupakan masalah gagal tumbuh pada anak karena faktor kekurangan gizi.
Meski begitu, banyak sekali faktor yang meningkatkan risiko stunting.
Dalam perjalanan menuju peran sebagai orang tua, banyak faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.
Melansir dari laman NCBI, salah satu hal yang sering diabaikan adalah jarak kelahiran antara anak-anak.
Jarak kelahiran dekat atau kehamilan terlalu rapat antara satu anak dengan anak berikutnya dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan pertumbuhan si Kecil.
Jarak kelahiran terlalu dekat tersebut dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terhambat pada anak-anak.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup anak hingga masa dewasa.
Jika anak mengalami stunting, tinggi badan dan berat badan mereka tidak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
Stunting biasanya terjadi karena kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama pada periode kritis pertumbuhan awal, yaitu 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun.
Ketika ibu hamil memiliki jarak kelahiran yang terlalu dekat, tubuhnya mungkin belum sepenuhnya pulih dari kehamilan sebelumnya.
Akibatnya, pasokan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dalam kandungan dapat terganggu.
Setelah lahir, bayi mungkin tidak mendapatkan asupan gizi yang optimal karena ibu masih berusaha pulih dari kehamilan sebelumnya dan harus berbagi nutrisi dengan anak yang baru lahir.
Selain itu, perhatian ibu yang terbagi ketika mengurus juga menyebabkan anak mengalami masalah pertumbuhan.
Penelitian menyebutkan bahwa kehamilan berulang bisa mengurangi nutrisi pada tubuh ibu hamil yang bedampak pada perkembangan janin.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang memiliki jarak persalinan 12-24 bulan memiliki masalah dalam mengasuh anak.
Salah satunya kesulitan memastikan kebutuhan nutrisi anak hingga berdampak pada kekurangan berat badan si Kecil.
Melansir dari laman BKKBN, jarak waktu kehamilan dan persalinan memiliki korelasi besar dalam pemenuhan nutrisi bayi.
Kekurangan nutrisi pada masa kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan risiko stunting pada anak.
Itu sebabnya, penggunaan alat kontraseosi sangat penting untuk mengatur jarak kehamilan.
Dan lagi, KB juga dapat mencegah kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) yang bisa terjadi.
Pasalnya, kehamilan tidak diinginkan bisa berdampak pada ketidaksiapan Moms dan Dads dalam menyambut kehadiran anak.
Baca Juga: Mengenal Faktor Risiko Stunting yang Ada pada Ibu Hamil dan Balita, Waspadai!
Tidak merencanakan kehamilan bisa menyebabkan berbagai hal, seperti:
1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan
Salah satu dampak paling umum dari tidak menggunakan KB adalah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Kehamilan yang tidak direncanakan dapat menimbulkan beban fisik, emosional, dan finansial yang besar bagi individu atau pasangan yang belum siap menjadi orang tua.
2. Penambahan Tanggungan
Tidak menggunakan KB tanpa perencanaan yang baik dapat menyebabkan penambahan tanggungan keluarga.
Jumlah anak yang tidak terkendali dapat menyulitkan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.
3. Masalah Kesehatan
Tidak menggunakan KB juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan terkait kehamilan dan persalinan, terutama jika kondisi kesehatan ibu atau bayi belum cukup siap untuk menghadapinya.
4. Keterbatasan Ekonomi
Keluarga yang tidak merencanakan jumlah anak mereka dengan bijaksana dapat menghadapi keterbatasan ekonomi karena harus memenuhi kebutuhan sejumlah besar anggota keluarga tanpa sumber daya yang cukup.
Baca Juga: Cegah Stunting Sejak di Dalam Kandungan, Ini Rekomendasi Vitamin untuk Ibu Hamil
5. Penghentian Pendidikan dan Karier
Bagi wanita, kehamilan yang tidak direncanakan atau berurutan dapat menyebabkan penghentian pendidikan atau karier, yang berdampak pada kemandirian dan perkembangan pribadi.
6. Rendahnya Kualitas Hidup
Tidak memiliki kontrol terhadap jumlah anak dan kehamilan yang tidak direncanakan dapat berdampak pada kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.
Dalam kondisi ekonomi yang terbatas, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang baik dapat terhambat.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR