Gangguan mikrobiota usus dapat mengganggu proses pencernaan dan mempengaruhi asupan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Makanan tinggi gula cenderung memiliki kandungan gizi yang rendah dan lebih sedikit serat, vitamin, dan mineral penting.
Konsumsi makanan rendah gizi dapat menyebabkan kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal.
Konsumsi gula berlebihan dapat mempengaruhi sistem hormon insulin, yang berperan dalam pengaturan gula darah.
Gangguan dalam regulasi insulin dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Konsumsi gula berlebihan dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang dapat mempengaruhi tingkat energi dan aktivitas anak.
Gangguan energi dan aktivitas dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
Pencegahan stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memerlukan pendekatan yang komprehensif.
Selain mengurangi konsumsi gula berlebihan, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang melalui diet yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, protein, dan produk susu rendah lemak.
Memastikan asupan nutrisi yang cukup, pemberian ASI eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama, pemberian makanan pendamping ASI yang tepat, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur oleh tenaga medis juga merupakan langkah penting dalam mencegah stunting.
Dalam kesimpulannya, konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu stunting pada anak.
Baca Juga: Tinggalkan Snack Tinggi Gula, Yuk Buat Menu Anti-Stunting Ini untuk PMT Posyandu
Untuk mencegahnya, penting untuk membatasi konsumsi gula dan memastikan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang.
Dengan mengadopsi pola makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif, kita dapat membantu memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anak masa depan.
Baca Juga: Apa Iya Polusi Picu Stunting? Simak Ulasan Pentingya di Sini
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR