Nakita.id - Moms mungkin pernah mendengar mitos mandi saat nifas, ternyata seperti ini penjelasannya!
Mandi keramas adalah salah satu rutinitas harian yang sangat penting bagi banyak orang.
Selain menjaga kebersihan tubuh, mandi keramas juga dapat memberikan rasa segar dan menyegarkan setelah seharian beraktivitas.
Namun, dalam beberapa budaya dan kepercayaan, terdapat larangan untuk mandi keramas pada waktu-waktu tertentu, termasuk saat seorang wanita sedang dalam masa nifas. .
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan mengenai mitos larangan mandi keramas saat nifas.
Masa nifas adalah masa setelah seorang wanita melahirkan bayi. Masa ini juga sering disebut sebagai masa puerperium atau masa pasca persalinan.
Masa nifas berlangsung selama beberapa minggu setelah kelahiran, biasanya sekitar 6 hingga 8 minggu.
Pada masa ini, tubuh wanita mengalami berbagai perubahan fisik dan hormonal yang bertujuan untuk memulihkan tubuh setelah proses persalinan yang melelahkan.
Selama masa nifas, beberapa perubahan fisik yang biasa terjadi antara lain adalah perdarahan postpartum (perdarahan setelah melahirkan), penyusutan rahim, dan perubahan hormon.
Perdarahan postpartum adalah normal dan biasanya berlangsung selama beberapa minggu.
Penyusutan rahim adalah proses di mana rahim kembali ke ukuran dan bentuknya sebelum hamil.
Baca Juga: Amankah Melakukan Pijat Saat Nifas? Ternyata Ini Manfaatnya
Sementara itu, perubahan hormon dalam tubuh wanita saat nifas juga dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional.
Larangan mandi keramas saat masa nifas adalah salah satu praktik yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat.
Terutama dalam budaya-budaya yang memiliki tradisi yang kuat terkait dengan persalinan dan masa nifas.
Alasan di balik larangan ini bervariasi, tergantung pada budaya dan keyakinan masing-masing.
1. Alasan Kebersihan
Salah satu alasan yang sering diberikan adalah untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.
Beberapa orang percaya bahwa mandi keramas dengan air hangat dapat membuka pori-pori kulit dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, mereka menghindari mandi keramas selama masa nifas untuk mencegah risiko infeksi.
2. Tradisi Budaya
Beberapa budaya memiliki tradisi khusus terkait dengan masa nifas dan persalinan.
Larangan mandi keramas mungkin berasal dari tradisi ini dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari ritual pasca persalinan.
Baca Juga: Moms Wajib Tahu, Kontrol Nifas ke Rumah Sakit Bisa Gratis Pakai BPJS, Ini Langkahnya!
Sebagian besar ahli medis setuju bahwa larangan mandi keramas saat masa nifas sebagian besar adalah mitos.
Air hangat yang digunakan selama mandi keramas tidak akan secara signifikan meningkatkan risiko infeksi jika dilakukan dengan benar.
Faktor utama yang mempengaruhi risiko infeksi pasca persalinan adalah kebersihan umum, perawatan luka jahitan jika ada, dan tindakan higienis yang tepat.
Mandi keramas dengan air yang bersih dan sabun yang sesuai bahkan dapat membantu menjaga kebersihan tubuh dan mencegah infeksi.
Di masa sekarang, banyak wanita yang melahirkan di rumah sakit atau fasilitas medis yang steril, di mana perawatan dan kebersihan sangat diperhatikan.
Dalam konteks seperti ini, larangan mandi keramas saat masa nifas mungkin tidak lagi relevan.
Wanita yang telah melahirkan di rumah sakit biasanya diberi panduan medis tentang perawatan pasca persalinan, dan mandi keramas dengan benar adalah bagian dari perawatan tersebut.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk mengikuti atau tidak mengikuti larangan ini, tergantung pada keyakinan pribadi, budaya, atau tradisi mereka.
Beberapa wanita mungkin masih memilih untuk mengikuti larangan ini karena alasan pribadi atau tradisi keluarga.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai mitos mandi keramas setelah nifas.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Cara Dads Berperan Sama Saat Istri Jalani Masa Nifas, Suami Harus Peka Hal Ini
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR