Nakita.id - Apakah Moms sering mencukur bulu kemaluan sampai habis tak bersisa?
Mencukur bulu kemaluan kerap dilakukan banyak perempuan untuk menjaga penampilan agar lebih percaya diri.
Padahal, mencukur bulu kemaluan sampai habis justru bisa menimbulkan risiko bahaya, Moms.
Sebelum itu, Moms harus tahu bahwa bulu kemaluan membantu melindungi kulit dari gesekan luar.
Melansir Norton Children's, mencukur bulu kemaluan tidak memiliki manfaat untuk kesehatan sama sekali.
Malahan, dapat menimbulkan reaksi yang cukup merugikan pada kulit.
Beberapa diantaranya seperti:
Moms harus tahu, iritasi kulit yang disebabkan oleh pencukuran dapat menyebabkan beberapa gejala.
Misalnya seperti kemerahan, rasa terbakar, dan gatal.
Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang disebabkan oleh semua jenis metode penghilangan rambut, termasuk mencukurnya.
Salah satu gejalanya adalah muncul bintik-bintik yang menyerupai jerawat, yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Baca Juga: Begini Cara Membersihkan Bulu Kemaluan yang Sehat dan Anti-iritasi
Risiko bahaya berikutnya ketika Moms mencukur bulu kemaluan sampai habis adalah, dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi atau penyakit menular seksual (PMS).
Terlebih, jika Moms menggunakan alat cukur, seperti pisau cukur, yang terkontaminasi sehingga dapat berpindah ke area kulit.
Dermatitis kontak adalah gejala ruam merah dan gatal yang seringkali disebabkan oleh reaksi alergi terhadap bahan penghilang bulu.
Misalnya seperti lilin atau krim cukur yang dapat menimbulkan reaksi pada kulit Moms.
Sering dikaitkan dengan pencabutan atau waxing, rambut yang tumbuh ke dalam disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke belakang di bawah kulit.
Benjolan yang menonjol atau merah bisa berisi nanah dan berubah menjadi kista yang terinfeksi.
Itu tadi beberapa risiko bahaya mencukur bulu kemaluan sampai habis ya, Moms.
Mulai kedepannya, tolong jangan diulangi lagi ya, Moms.
Sebaiknya, biarkan bulu kemaluan tersebut agar tidak menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Apabila Moms tetap ingin menghilangkan bulu kemaluan tersebut, Moms bisa gunakan krim pencukur rambut.
Moms bisa berkonsultasi langsung dengan tenaga medis profesional jika masih ada pertanyaan.
Baca Juga: Apakah Aman Mencukur Bulu Miss V Sebelum Persalinan? Begini Aturannya
Melansir Mayo Clinic via Nakita, berikut ini tips mencukur bulu kemaluan yang aman agar kulit tidak iritasi dan tidak berisiko terinfeksi.
Daripada meminta bantuan orang lain atau pasangan, melakukan cukur sendiri justru lebih meminimalkan risiko luka.
Hal ini karena Moms bisa memperkirakan sendiri serta mengontrol bagian yang sensitif atau mudah sakit ketika mencukur bulu kemaluan.
Dengan demikian, akan lebih besar kemungkinan terhindar dari luka dan iritasi.
Meski sulit terlihat, mencukur sambil berdiri justru lebih aman dan menyehatkan, Moms. Hal ini dikarenakan cukur dengan tiduran atau jongkok justru bisa memperbesar peluang cedera yang menyebabkan luka.
Moms bisa melakukan cukur di depan kaca untuk membantu melihat bagian yang tidak terjangkau.
Meski tak selalu harus baru, upayakan menggunakan cukur pisau yang bersih. Hal ini bertujuan untuk mengatasi virus atau bakteri yang masuk ke area intim.
Namun, pastikan Moms rutin mengganti pisau cukur ya. Apalagi, jika Moms sudah memakainya lebih dari 2 kali.
Tujuannya adalah untuk menjaga ketajaman dan higienitas pisau cukur tersebut.
Setelah bercukur, pastikan area intim lembab dengan cara menggunakan pelembap. Tujuannya adalah untuk menghindari kulit kering.
Moms harus tahu, kulit kering bisa menjadi penyebab iritasi sehingga bakteri mudah masuk.
Baca Juga: Bukannya Bersih Justru Jadi Rugi Seumur Hidup, Ternyata Ini Bahaya Cukur Rambut Kemaluan Bagi Wanita
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR