Sampai ditemukan adanya tanda-tanda ovulasi atau pecahnya sel telur, di hari-hari itulah kita tentukan sebagai masa subur," kata dr. Wisnu menerangkan.
3. Pengukuran Kadar Hormon
Selain dengan USG, cara lainnya untuk menentukan masa ovulasi pada perempuan adalah dengan mengukur kadar hormon dalam tubuh.
"Ada hormon-hormon tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan kapan masa subur terjadi pada seorang perempuan," jelas dr. Wisnu.
"Akan tetapi, yang paling bisa digunakan adalah hormon LH (luteinizing hormone)," lanjutnya.
Untuk pengukuran hormon LH ini bisa menggunakan kadar LH dalam darah atau dalam urine, Moms.
"Jadi, Moms di rumah bisa menggunakan metode ini untuk memantau kapan kira-kira masa subur," ujar dokter obgyn ini.
Meski begitu, perlu Moms dan Dads perhatikan bahwa masa subur juga ditentukan oleh usia hidup sel telur dan sperma.
"Pada umumnya, sel telur itu akan bertahan hidup dalam 1x24 jam, sedangkan sperma itu bisa mencapai 3x24 jam atau 72 jam," ungkap dr. Wisnu.
"Jadi, masa subur itu bisa dibilang kurang lebih dikurangi 3 (tiga) hari dari waktu ovulasi. Atau, sampai 1 (satu) hari sesudah ovulasi," lanjutnya menerangkan.
Menurut dr. Wisnu, dengan patokan seperti itu, apabila suami istri berhubungan tiga hari sebelum terjadi ovulasi, sperma masih bisa hidup dan membuahi pada saat ovulasi.
Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur Wanita Ala Dokter Boyke, Wajib Tahu!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR