Nakita.id - Stunting adalah masalah serius yang terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan seorang anak terhambat secara kronis karena kurang gizi, asupan nutrisi yang tidak memadai, atau faktor lingkungan yang tidak sehat.
Stunting pada batita, yang merupakan anak berusia 0-59 bulan, dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan anak sepanjang hidupnya.
Deteksi dini stunting penting agar tindakan perbaikan bisa segera diambil.
Inilah beberapa ciri-ciri stunting pada batita yang perlu diwaspadai.
Sebelum memahami ciri-ciri stunting pada batita, penting untuk memahami apa itu stunting.
Stunting adalah kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata untuk usianya.
Stunting biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami defisit gizi dalam jangka panjang, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun.
Kondisi ini dapat mengakibatkan dampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Salah satu ciri utama stunting adalah tinggi badan anak yang jauh di bawah standar usianya.
Ini berarti bahwa anak tampak lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya yang sehat dan mendapat gizi yang cukup.
Anak yang mengalami stunting seringkali memiliki berat badan yang tidak sebanding dengan tinggi badannya.
Baca Juga: Tak Hanya Mulai Hamil, Stunting juga Harus Dicegah Sebelum Kehamilan dengan Cara Ini
Mereka mungkin terlihat kurus dan memiliki tubuh yang kurang berisi.
Stunting dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak.
Batita yang mengalami stunting mungkin memiliki keterlambatan dalam belajar berjalan atau berlari dibandingkan dengan anak seusianya.
Anak-anak yang stunting seringkali memiliki tingkat energi yang rendah.
Mereka mungkin terlihat lemah, kurang bertenaga, dan kurang aktif dibandingkan dengan anak-anak sebaya mereka.
Stunting juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan mental anak.
Anak-anak yang mengalami stunting mungkin memiliki kesulitan dalam berpikir, belajar, dan mengingat informasi.
Kondisi fisik anak yang mengalami stunting juga bisa mencakup rambut yang kusam dan kulit yang kering.
Ini bisa menjadi tanda kekurangan nutrisi yang memengaruhi pertumbuhan seluruh tubuh.
Stunting dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Anak-anak yang mengalami stunting mungkin sering sakit dan sulit sembuh.
Baca Juga: Ketahui Pengaruh Stunting pada Perkembangan Otak Bayi di 1000 HPK
Kesehatan gigi anak juga dapat terpengaruh oleh stunting.
Anak-anak dengan stunting mungkin memiliki masalah gigi seperti gigi berlubang atau gigi yang tidak tumbuh dengan baik.
Beberapa anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan berbicara.
Mereka mungkin kesulitan dalam berkomunikasi dan mengungkapkan diri.
Stunting dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami masalah kesehatan lainnya, termasuk masalah pernapasan, gangguan pencernaan, dan masalah kulit.
Stunting pada batita dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan stunting meliputi:
Asupan gizi yang tidak memadai, terutama dalam hal protein, zat besi, vitamin A, dan zat gizi penting lainnya, dapat menyebabkan stunting.
Jika ibu hamil tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, bayi yang dikandungnya dapat mengalami stunting.
Infeksi kronis seperti diare yang sering dan penyakit parasit dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh anak, menyebabkan stunting.
Akses yang terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko stunting karena anak-anak lebih rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: Stunting Masih Hantui Anak Indonesia, Cegah dengan Cara Ini Moms!
Akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan dan pemantauan pertumbuhan anak dapat membuat stunting sulit dideteksi dan dicegah.
Deteksi dini stunting pada batita sangat penting karena dapat membantu mencegah dampak yang lebih serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Intervensi yang tepat waktu dapat membantu anak tumbuh dengan baik dan menghindari komplikasi jangka panjang.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mendeteksi dan mengatasi stunting meliputi:
Jika Moms mencurigai bahwa anak Moms mengalami stunting, konsultasikan dengan tenaga kesehatan atau dokter anak.
Mereka dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pertumbuhan anak serta memberikan nasihat tentang perawatan yang diperlukan.
Pastikan anak Moms menerima asupan nutrisi yang cukup dengan memberikan makanan bergizi dan seimbang.
Ini termasuk protein, vitamin, mineral, dan zat gizi penting lainnya.
Selalu pantau pertumbuhan dan perkembangan anak Moms.
Perhatikan perkembangan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala mereka.
Jika pertumbuhan terhambat, segera konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Pengaruh Stunting pada Sikap Anak, Ini Dampak Jangka Panjang
Pastikan anak Moms mendapatkan imunisasi yang sesuai usia.
Imunisasi dapat membantu menjaga kesehatan dan ketahanan tubuh anak terhadap penyakit.
Pastikan anak Moms memiliki akses yang memadai terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang baik.
Ajarkan mereka kebiasaan-habisan kebersihan yang baik.
Jika diperlukan, konsultasikan dengan seorang ahli gizi atau dietisien untuk merencanakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak Moms.
Stunting pada batita adalah masalah serius yang dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan anak.
Deteksi dini stunting melalui pengamatan ciri-cirinya sangat penting agar tindakan perbaikan bisa segera diambil.
Dengan perhatian yang tepat terhadap asupan gizi, pelayanan kesehatan yang baik, dan lingkungan yang bersih, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dengan baik dan mencapai potensi penuh mereka.
Kesehatan anak adalah investasi dalam masa depan yang lebih baik, dan pencegahan stunting adalah langkah penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Baca Juga: Telur untuk Mencegah Stunting, Bisa Bantu Naikkan Berat Badan Anak hingga Penuhi Kebutuhan Gizi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR