Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi masalah dengan plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi leher rahim) atau placenta accreta (plasenta melekat terlalu erat pada dinding rahim).
Ini dapat memerlukan perencanaan persalinan khusus untuk mengurangi risiko komplikasi.
Beberapa infeksi, seperti rubela, toksoplasmosis, dan sitomegalovirus, dapat menular dari ibu ke janin.
Pemeriksaan darah prenatal dapat mengidentifikasi infeksi ini, yang memungkinkan perawatan dini untuk mengurangi risiko komplikasi.
Beberapa penyakit metabolisme bawaan, seperti fenilketonuria (PKU), dapat dideteksi melalui uji darah prenatal. Ini memungkinkan perawatan atau pengobatan dini setelah kelahiran.
Selain sindrom Down, ada kelainan kromosom lainnya yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan antenatal, seperti sindrom Turner dan sindrom Klinefelter.
Pengidentifikasian kelainan ini secara dini memungkinkan perencanaan perawatan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa hasil pemeriksaan antenatal tidak selalu akurat, dan dalam banyak kasus, mereka hanya memberikan informasi tentang risiko.
Namun, pemeriksaan prenatal adalah alat penting dalam upaya untuk mendeteksi kelainan janin sejak dini, sehingga perawatan atau intervensi medis dapat dimulai sesegera mungkin jika diperlukan.
Diskusikan dengan dokter kandungan tentang pemeriksaan prenatal yang tepat untuk kehamilan Moms untuk memastikan kesehatan janin yang optimal.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Kapan Janin Bisa Terlihat di USG? Ini Tahapan Penting dalam Perkembangan Kehamilan
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR