Nakita.id - Tren merokok kian meroket di kalangan masyarakat Indonesia.
Hal ini dilaporkan dalam Statista Consumer Insights, dimana ada sebanyak 112 juta perokok di Indonesia pada 2021.
Angka ini diproyeksi akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030.
Hal ini tentu berbeda dengan sebagian besar negara lainnya yang diperkirakan akan mengalami penurunan antara dua hingga empat juta perokok antara 2021 dan 2030.
Seperti Rusia, Jepang, Jerman, dan Inggris yang diprediksi mengalami penurunan jumlah perokok dalam satu dekade ke depan.
Kebiasaan merokok ini justru berdampak buruk pada kesehatan seseorang, bahkan bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.
Alhasil, anak yang terpapar asap rokok dari orangtuanya bisa mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti stunting.
Apalagi akhir-akhir ini, kasus stunting pada anak kian meroket di Indonesia.
Moms harus tahu, rokok mengandung lebih dari tujuh ribu zat kimia.
Termasuk di dalamnya nikotin, karbon monoksida, dan tar.
Zat-zat kimia ini sangat beracun dan dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel yang bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Bukan Hanya dari Moms-nya Saja, Ternyata Dads yang Merokok juga Bisa Memicu Anak Stunting
Jika Moms terbiasa merokok saat hamil, zat-zat yang ada dalam rokok dapat mengganggu fungsi penyerapan nutrisi esensial yang sebenarnya dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya.
Tidak hanya itu. Zat-zat beracun dalam rokok juga dapat merusak jaringan tulang dan sel-sel otak.
Sehingga, hal ini dapat menghambat pembentukan tulang serta otak secara optimal pada anak.
Alhasil, bayi akan memunculkan berbagai komplikasi termasuk stunting salah satunya.
Moms harus ingat, stunting pada anak dapat memengaruhi kesehatan secara fisik, mental, hingga kognitif pada anak dalam jangka panjang.
Diantaranya seperti mengalami penyakit komplikasi, merasa kurang percaya diri, sulit bersosialisasi, hingga sulit bersaing di masa depan dalam hal mencari pekerjaan.
Moms yang sering merokok di rumah dan berada di dekat anak juga sebaiknya berwaspada.
Tidak hanya di rumah saja. Moms yang juga merokok di lingkungan sekolah atau tempat umum lainnya dan berada dekat dengan anak juga harus waspada.
Sebab, anak yang memiliki ibu perokok aktif juga berisiko menjadi perokok pasif.
Perokok pasif adalah seorang yang terpapar asap rokok secara langsung dan tidak langsung.
Asap rokok pada dasarnya mengandung senyawa-senyawa beracun, sehingga dapat merusak sel-sel tubuh dan menghambat pertumbuhannya.
Baca Juga: Punya Bahaya yang Menyeramkan, Dads Harus Tahu Bahaya Merokok Setelah Makan Bisa Berakibat Fatal!
Pada akhirnya, anak perokok pasif juga berisiko tinggi alami stunting.
Untuk mengurangi tingginya risiko stunting di Indonesia akibat merokok, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi negatifnya.
Dimulai dari Moms yang mulai membiasakan diri untuk berhenti merokok sama sekali dan pelajari dampak merokok bagi kesehatan.
Selain itu, mulailah menghemat biaya pengeluaran untuk rokok dan mengalokasikannya untuk asupan nutrisi sehari-hari yang baik untuk mencegah stunting.
Jika Moms merasa kesulitan berhenti, mintalah bantuan pada tenaga medis profesional yang siap menjawab beragam keluhan yang Moms alami.
Kemudian, dari sisi pemerintah dan lembaga kesehatan bisa membuat kegiatan edukasi masyarakat akan bahaya rokok terhadap risiko stunting pada anak.
Juga, membuat kebijakan anti-tembakau yang lebih ketat serta menerapkan dukungan kesehatan yang komprehensif.
Apabila upaya-upaya di atas dijalankan, niscaya angka stunting di Indonesia dapat ditekan dengan baik.
Sehingga, misi Indonesia Emas 2045 menjadi terwujud dengan hadirnya banyak generasi cerdas yang akan menjadi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Bukan Cuma Kurang Nutrisi, Merokok Juga Bisa Jadi Penyebab Anak Alami Stunting
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR