Nakita.id - Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember, Moms.
Melalui peringatan penting ini, kita kembali diingatkan akan peran dan kesempatan perempuan yang setara dengan laki-laki.
Apalagi, perempuan memiliki peran yang sangat besar dalam membangun keluarga sehat anak berprestasi.
Namun sayangnya, hingga saat ini, tak sedikit masyarakat mempercayai mitos-mitos yang beredar.
Di era seperti sekarang ini, banyak sekali Moms baru yang berjuang melawan mitos tersebut tapi pada akhirnya terpaksa mengalah.
Moms harus tahu, tak semua mitos benar-benar bisa dibenarkan secara ilmiah bahkan dapat mengganggu tumbuh kembang anak itu sendiri.
Untuk itu, sebagai orangtua yang peduli dengan tumbuh kembang anak, Moms perlu beberapa tips untuk menyikapinya.
Menurut Melati Nur Utami, M.Sc, M.Psi, cara terpenting yang harus Moms lakukan adalah dengan memperkaya wawasan tentang tumbuh kembang anak.
"Penting juga untuk mencari sumber yang valid dan dapat dipercaya ya," saran Melati dalam acara Instagram Live Referenata: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Demi Masa Depan Anak, Rabu (20/12/2023).
"Informasi kesehatan yang dimaksud baik itu kesehatan fisik dan mental.
Itu bisa diperoleh dari media, institusi, atau individu profesional yang memang bergerak di bidang kesehatan anak," terang Melati.
Cara tersebut sangat penting dilakukan agar pengetahuan Moms akan tumbuh kembang anak bisa semakin diperkaya dari sumber-sumber yang valid.
Sehingga, Moms dapat melawan mitos-mitos yang masih beredar dan dipercayai di tengah-tengah masyarakat.
"Namun, jika kemudian ada kesulitan atau masih belum paham atau belum jelas dengan kondisi yang dialami anak saya, ibu tidak perlu ragu untuk berkonsultasi ke profesional," pesan Melati yang juga adalah psikolog di Insight Psikologi.
"Jadi, konsultasi misalnya ke dokter anak, ke dokter tumbuh kembang anak, atau ke psikolog anak untuk mengkonsultasikan dan mendapat saran," lanjut Melati berpesan.
Hal ini bertujuan agar Moms dapat mengoptimalkan kesehatan ataupun tumbuh kembang anak itu sendiri.
Namun selain mengoptimalkan kesehatan anak, sebagai seorang ibu, Moms pun harus tetap menjaga kesehatannya sendiri.
Melati juga menyampaikan beberapa cara yang mungkin bisa Moms terapkan.
Pertama, Melati menyarankan para ibu untuk mencermati terlebih dahulu ritme aktivitas sehari-harinya seperti apa.
"Misalnya, ibu bisa buat semacam rutinitas di jadwal yang memungkinkan ibu membagi waktu apa dulu nih yang harus dikerjakan dulu," ucap Melati
"Atau, dengan melakukan work class integration, yang mana ibu bisa meeting dulu sambil menunggu anak bersekolah," kata Melati menambahkan.
Namun sekali lagi, dirinya menekankan untuk kembali ke bagaimana ritme masing-masing aktivitas yang dilakukan dan membagi-bagi waktu sesuai preferensi.
Baca Juga: KemenPPPA Ungkap Kendala Terbesar Selama Mengupayakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi dan Dampaknya
"Bisa dicek di rutinitas masing-masing ya, mana yang paling memungkinkan untuk segera diselesaikan," pesan Melati.
"Kalau misalnya ada hal-hal yang di luar rencana, penting juga untuk kita bisa punya fleksibilitas supaya enggak gampang stres atau gampang kelelahan secara mental," tambahnya berpesan.
Kemudian selanjutnya, Melati juga menyarankan untuk mendelegasikan tugas-tugas rumah tangga atau tugas-tugas lain yang memang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Lalu, serahkan atau minta bantuan kepada support system yang benar-benar bisa diandalkan.
"Misalnya, meminta tolong kakek atau nenek untuk dititipkan anak selama waktu bekerja.
Atau, meminta saudara, om, atau tante untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga," sebut Melati.
Bahkan, Moms juga bisa memanggil jasa profesional seperti jasa laundry agar tidak mencuci baju sendiri di rumah.
"Jadi, ada hal-hal yang bisa kita delegasikan kepada orang lain atau kepada orang-orang tertentu yang bisa membantu kita.
Supaya, kita juga tetap bisa mengerjakan apa yang kita harus kerjakan meski tanpa bantuan babysitter," terang Melati.
Semoga artikel di atas bermanfaat ya, Moms.
Selamat mencoba!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR