Kondisi emosional yang tidak stabil dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kontraksi palsu.
Peregangan rahim saat janin tumbuh dan berkembang juga dapat menyebabkan kontraksi palsu pada beberapa wanita hamil.
Ketika rahim meregang untuk menampung pertumbuhan janin, itu bisa memicu sensasi kontraksi palsu yang tidak nyaman.
Kelaparan atau puasa yang berkepanjangan juga dapat menjadi faktor pemicu kontraksi palsu.
Tubuh yang lapar cenderung lebih sensitif terhadap rangsangan dan iritasi, yang dapat menyebabkan kontraksi palsu pada wanita hamil.
Kontraksi palsu adalah fenomena yang umum dialami oleh banyak wanita hamil selama trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Meskipun kontraksi palsu tidak berbahaya dan merupakan bagian alami dari proses persalinan, penting bagi ibu hamil untuk mengenali penyebabnya dan mengelola gejalanya dengan bijaksana.
Jika ibu hamil mengalami kontraksi yang teratur, nyeri yang meningkat, atau ada tanda-tanda persalinan prematur, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Jangan Dulu Panik, Ini Cara Membedakan Kontraksi Palsu dan Asli Menurut Ahli
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR