Sementara itu, trimester terakhir seringkali merupakan masa di mana tubuh ibu mempersiapkan diri untuk proses persalinan, dan berpuasa dapat meningkatkan risiko kelelahan dan dehidrasi.
Ibu hamil yang memiliki riwayat kehamilan sebelumnya yang buruk, seperti keguguran berulang atau kelahiran prematur, mungkin tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Kondisi medis yang menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur dalam kehamilan sebelumnya dapat meningkatkan risiko yang sama pada kehamilan saat ini.
Ibu hamil yang menderita penyakit kronis seperti penyakit ginjal, penyakit hati, atau lupus, umumnya tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Penyakit kronis dapat menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan dan berpuasa dapat memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin.
Ibu hamil yang mengalami kondisi gizi buruk, seperti kekurangan gizi atau gangguan makan, seringkali tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Asupan nutrisi yang cukup sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, dan berpuasa dapat mengganggu asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
Ibu hamil yang mengalami kondisi mental dan emosional yang buruk, seperti depresi atau kecemasan yang parah, umumnya tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Kondisi mental dan emosional yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan fisik ibu hamil dan pertumbuhan janin, dan berpuasa dapat meningkatkan risiko komplikasi yang terkait dengan kondisi tersebut.
Ibu hamil dengan kehamilan kembar atau multipel seringkali tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
Kehamilan kembar atau multipel dapat meningkatkan beban kerja pada tubuh ibu hamil dan meningkatkan risiko komplikasi seperti persalinan prematur atau pertumbuhan janin yang terhambat.
Baca Juga: Makanan Sehat untuk Ibu Hamil yang Puasa, Penting Konsumsi Ini Agar Kuat Seharian
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR