Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga.
Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk,” jelas dr. Imran dalam acara Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD dan Buka Puasa Bersama, Kamis (21/3/2023).
dr. Imran menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue.
“Implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia.
Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian.
Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo.
Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD,” terangnya.
Untuk membentuk pondasi yang kuat, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.
Tujuannya untuk mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.
Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia.
“Selain melalui program ini, komitmen kami dalam pencegahan DBD juga kami wujudkan melalui partisipasi kami sebagai salah satu anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: 10 Cara Mencegah DBD Setelah Digigit Nyamuk, Segera Lakukan Ini Sebelum Kesehatan Memburuk
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR