Butiran yang tidak larut ini dapat menempel pada pakaian dan bagian dalam mesin cuci, menyebabkan penumpukan yang tidak diinginkan.
Seiring waktu, penumpukan ini dapat menyebabkan masalah pada mesin cuci dan mengurangi umur pakainya.
Sebagian besar deterjen bubuk mengandung karbonat soda, yang dapat berbahaya bagi mesin cuci. Ketika deterjen berbasis bubuk digunakan, karbonat soda dapat menumpuk di dalam mesin cuci, terutama pada bagian-bagian sensitif seperti pompa atau saluran air.
Akumulasi ini dapat menyebabkan kerusakan mesin cuci, mengurangi kinerjanya, dan bahkan memerlukan perbaikan yang mahal.
Deterjen bubuk juga dapat menyebabkan pembentukan endapan di dalam mesin cuci. Ketika deterjen tidak larut sepenuhnya, endapan dapat terbentuk di bagian-bagian mesin cuci yang sulit dijangkau, seperti selokan dan saluran pembuangan.
Endapan ini tidak hanya dapat menyumbat mesin cuci, tetapi juga menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur yang tidak diinginkan.
Selain efek negatif pada mesin cuci, penggunaan deterjen bubuk juga memiliki dampak negatif pada lingkungan.
Deterjen bubuk mengandung bahan kimia yang dapat mencemari air dan tanah ketika dibuang.
Bahan-bahan ini dapat merusak ekosistem air dan mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan di sekitarnya. Sebaliknya, deterjen cair sering kali lebih ramah lingkungan karena formulanya yang lebih mudah terurai.
Dalam penggunaan, keunggulan deterjen cair lebih diutamakan. Mereka lebih mudah larut dalam air, memastikan pencucian yang lebih bersih dan mengurangi risiko residu pada pakaian.
Selain itu, deterjen cair lebih mudah diukur dan dituangkan ke dalam mesin cuci tanpa risiko tumpahan atau dispersi yang tidak merata. (*)
Baca Juga: Lebih Hemat Deterjen Cair atau Bubuk? Ini yang Dirasakan Kebanyakan Orang
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR