Nakita.id - Moms dengar bayi meninggal saat mudik?
Ya, ada kabar bayi meninggal di kapal saat mudik dan kejadian ini sungguh menyedihkan.
Masalahnya ada yang berpendapat mengenai bayi meninggal di kapal karena AC, padahal hal ini salah besar!
Sebenarnya apa yang terjadi? Simak selengkapnya di sini.
Sebuah tragedi menimpa seorang bayi perempuan berusia satu tahun yang meninggal dunia di atas Kapal Motor (KM) Swarna Bahtera.
Bayi ini tengah dalam perjalanan mudik dan dugaan sementara menyebutkan bahwa kematiannya disebabkan oleh sesak napas atau asma.
Humas KSOP Pelabuhan Parepare, Eko Prayetno, mengonfirmasi kejadian tersebut pada Senin (8/4).
Menurutnya, "Benar, ada bayi jenis kelamin perempuan berusia satu tahun meninggal di atas kapal KM Swarna Bahtera. Diduga mengalami sakit asma,"
KM Swarna Bahtera sedang dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Parepare.
Namun, Kepala Cabang Jembatan Nusantara Parepare, Sofyan Nurdin, membantah dugaan bahwa bayi itu meninggal karena pendingin ruangan (AC) di kapal tidak berfungsi.
"Bayi yang meninggal di KM Swarna Bahtera bukan karena faktor AC, (tapi) dikarenakan kena penyakit asma," jelas Sofyan.
Baca Juga: Arti Mimpi Melihat Bayi Meninggal, Apakah Buruk untuk Masa Depan?
Menurut Sofyan, pada pukul 06.50 WITA, ruangan P3K KM Swarna Bahtera menerima laporan dari seorang penumpang mengenai kondisi pasien yang tak sadarkan diri.
Tim medis segera melakukan pemeriksaan dan sayangnya, bayi tersebut telah meninggal dunia.
Penyebab kematian bayi akibat asma dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab bayi meninggal karena asma:
Bayi yang menderita asma bisa mengalami serangan yang parah, di mana saluran napasnya menyempit secara signifikan, menyebabkan kesulitan bernapas.
Jika serangan asma tidak segera diatasi dengan pengobatan yang tepat, ini dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan akhirnya kematian.
Jika bayi mengalami serangan asma dan penanganannya terlambat atau tidak adekuat, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian.
Penting untuk segera mengenali gejala serangan asma pada bayi dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan panduan medis.
Lingkungan yang terpapar alergen atau iritan tertentu, seperti debu, bulu hewan peliharaan, polusi udara, asap rokok, atau serbuk sari, dapat memicu serangan asma pada bayi yang rentan.
Jika bayi terus-menerus terpapar dengan faktor-faktor pemicu ini tanpa penanganan yang memadai, risiko serangan asma yang parah dan kematian bisa meningkat.
Beberapa bayi mungkin memiliki riwayat kesehatan yang membuat mereka lebih rentan terhadap serangan asma yang parah.
Baca Juga: Pemulihan dan Penyembuhan, Panduan Menyeluruh tentang Melahirkan Bayi yang Meninggal dalam Kandungan
Misalnya, bayi yang lahir prematur atau memiliki riwayat penyakit pernapasan lainnya, seperti bronkitis atau pneumonia, mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi akibat asma.
Di beberapa daerah, akses terhadap perawatan medis yang memadai mungkin terbatas, terutama di lingkungan yang terpencil atau masyarakat yang kurang mampu.
Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan asma pada bayi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kematian.
Penting untuk diingat bahwa setiap kasus kematian bayi akibat asma mungkin memiliki faktor-faktor yang unik dan kompleks, dan penyebab pastinya mungkin sulit untuk ditentukan tanpa investigasi medis yang menyeluruh.
Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan pencegahan yang efektif sangatlah penting untuk mencegah kematian bayi akibat asma.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR