Penelitian yang dimuat dalam Harvard Business Review menunjukkan bahwa mengambil cuti ayah untuk merawat anak yang baru lahir baik untuk membangun bonding antara ayah dan bayi serta antar orangtua satu sama lain.
Bahkan paternity leave yang kerap dinilai sepele ini bisa berpengaruh besar bagi para ayah dalam menghadapi fase transisi menjadi orangtua.
Saat ayah terlibat dalam pengasuhan bayi baru lahir, jaringan saraf pada otak ayah akan menyesuaikan untuk merespons bayi dengan lebih cepat.
Ketika otak merespons lebih cepat setiap kali bayi membutuhkan maka ayah akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan bayi.
Bayi yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan ayah maka jaringan saraf di otaknya akan ditunjang untuk semakin menyempurnakan dirinya sendiri, begitu pula yang terjadi pada otak ayah.
Keduanya mendapatkan keuntungan dari momen yang tidak akan terulang kembali ini.
Menghabiskan waktu berinteraksi dengan bayi yang baru lahir adalah kesempatan langka untuk kesuksesan jangka panjang sebagai ayah.
Investasi waktu jangka pendek ini berpotensi memberikan keuntungan seumur hidup sebagaimana naluri ayah bagi para pria.
Baca Juga: Menghadirkan Dampak Besar Sosok Ayah dalam Hidup Anak, Bisa dengan 5 Langkah Ini
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR