GERD adalah kondisi yang serius yang ditandai dengan gejala seperti sensasi terbakar di dada, regurgitasi makanan atau cairan asam ke mulut, dan nyeri dada yang kronis.
Kondisi ini memerlukan perawatan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, seperti kerusakan pada kerongkongan atau bahkan kanker esofagus.
Pada kasus yang jarang terjadi, asam lambung yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa paparan janin terhadap asam lambung yang berlebihan dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah atau pertumbuhan janin yang terhambat.
Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil untuk mengelola gejala asam lambung dengan baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Wanita hamil dengan GERD yang tidak terkontrol juga dapat menghadapi risiko komplikasi selama persalinan.
Misalnya, mereka mungkin mengalami kesulitan bernapas atau mendorong selama persalinan karena iritasi atau inflamasi pada saluran napas atas akibat paparan asam lambung yang berulang.
Hal ini dapat memperpanjang proses persalinan dan meningkatkan risiko cedera pada ibu atau bayi selama persalinan.
Jika GERD tidak diobati dengan baik selama periode waktu yang panjang, ini dapat menyebabkan perkembangan penyakit Barret esophagus, yang merupakan kondisi precancerous yang ditandai dengan perubahan abnormal pada sel-sel dalam lapisan dalam kerongkongan.
Barret esophagus meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kanker esofagus, sebuah kondisi yang sangat serius dan sulit diobati.
1. Makan secara teratur dalam porsi kecil.
Baca Juga: 10 Gejala Asam Lambung pada Ibu Hamil, Kapan Moms Harus Waspada?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR