Nakita.id - Apa pengaruh asam lambung terhadap janin dalam kandungan? Ini penjelasannya.
Saat seorang wanita hamil, tubuhnya mengalami sejumlah perubahan yang signifikan, termasuk perubahan pada sistem pencernaan.
Salah satu masalah umum yang mungkin dialami oleh wanita hamil adalah naiknya asam lambung, yang bisa memiliki dampak pada kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan mengenai dampak asam lambung untuk janin di dalam kandungan.
Yuk simak!
Saat seorang wanita hamil, tubuhnya mengalami lonjakan hormon tertentu, termasuk hormon progesteron.
Hormon ini bertanggung jawab untuk mempertahankan kehamilan dan mengendurkan otot-otot rahim untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan janin.
Namun, progesteron juga dapat melemahkan katup antara lambung dan kerongkongan, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES), sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Gejala naiknya asam lambung pada ibu hamil mirip dengan gejala yang dialami oleh orang dewasa pada umumnya.
Termasuk sensasi terbakar di dada (heartburn), regurgitasi asam lambung, dan rasa tidak nyaman di bagian atas perut.
Namun, pada beberapa kasus, gejalanya dapat lebih parah karena perubahan hormonal dan peningkatan tekanan pada lambung yang disebabkan oleh janin yang semakin berkembang.
Baca Juga: Bahaya Komplikasi Asam Lambung Saat Hamil, Solusinya Makan Sedikit
Meskipun naiknya asam lambung pada ibu hamil dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan, secara umum, itu tidak berdampak langsung pada kesehatan janin.
Janin dilindungi oleh cairan ketuban yang melindunginya dari kebanyakan kondisi eksternal, termasuk naiknya asam lambung.
Namun, jika gejala asam lambung sangat parah dan tidak diobati, hal ini dapat mengganggu pola tidur dan kenyamanan ibu hamil, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan janin.
Untuk mengurangi gejala naiknya asam lambung selama kehamilan, ada beberapa strategi pengelolaan yang dapat dilakukan, termasuk:
1. Makan dalam porsi kecil dan sering untuk mencegah terlalu banyak tekanan pada lambung.
2. Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya asam lambung, seperti makanan pedas, berlemak, dan berkarbonasi.
3. Hindari makan langsung sebelum tidur atau berbaring, berikan waktu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum berbaring.
4. Tidur dengan kepala sedikit terangkat untuk membantu mencegah naiknya asam lambung selama tidur.
5. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan, seperti antasida atau penghambat reseptor histamin (H2 blockers).
Ada beberapa mitos yang berkembang seputar pengaruh asam lambung pada janin dalam kandungan.
Salah satunya adalah bahwa naiknya asam lambung dapat merusak atau menyakiti janin.
Baca Juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Selama Kehamilan, Aman untuk Bumil
Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, janin dilindungi oleh cairan ketuban yang melindunginya dari sebagian besar kondisi eksternal.
Naiknya asam lambung umumnya tidak menyebabkan kerusakan langsung pada janin.
Faktanya, kebanyakan kasus naiknya asam lambung selama kehamilan tidak berdampak pada kesehatan janin.
Namun, gejala yang parah dan tidak diobati dapat mengganggu kenyamanan ibu hamil dan mengganggu pola tidur, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan ibu dan janin.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola gejala dengan baik dan berkonsultasi dengan dokter jika gejalanya sangat mengganggu.
Naiknya asam lambung adalah masalah umum yang mungkin dialami oleh wanita hamil, tetapi secara umum tidak berdampak langsung pada kesehatan janin.
Namun, gejala yang parah dan tidak diobati dapat mengganggu kenyamanan ibu hamil dan memengaruhi kesejahteraan ibu dan janin secara keseluruhan.
Penting untuk mengelola gejala dengan baik dan berkonsultasi dengan dokter jika gejalanya sangat mengganggu.
Dengan perawatan yang tepat, ibu hamil dapat mengatasi naiknya asam lambung dan menjalani kehamilan dengan nyaman dan sehat.
Baca Juga: 10 Gejala Asam Lambung pada Ibu Hamil, Kapan Moms Harus Waspada?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR