Nakita.id - Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial.
Namun, biaya yang diperlukan untuk menunaikan ibadah haji dan waktu tunggu yang panjang sering kali menjadi tantangan bagi banyak calon jamaah.
Berikut adalah rincian biaya naik haji dan waktu tunggu yang perlu diketahui oleh calon jamaah haji di Indonesia.
Biaya naik haji terdiri dari beberapa komponen yang mencakup biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan layanan lainnya selama di Tanah Suci.
Berikut adalah rincian biaya yang harus dipersiapkan oleh calon jamaah haji:
BPIH adalah biaya utama yang harus dibayarkan oleh setiap calon jamaah haji.
Besarannya ditetapkan oleh pemerintah dan dapat bervariasi setiap tahun tergantung pada beberapa faktor seperti perubahan harga bahan bakar, nilai tukar mata uang, dan biaya layanan di Arab Saudi.
Pada tahun 2023, BPIH ditetapkan sebesar sekitar Rp 35 juta hingga Rp 40 juta per orang.
Biaya layanan di Arab Saudi mencakup beberapa komponen, antara lain:
- Biaya Akomodasi: Mencakup biaya penginapan di Mekah, Madinah, dan Mina selama ibadah haji. Biaya ini bervariasi tergantung pada jarak penginapan dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
- Biaya Transportasi: Mencakup biaya transportasi udara dari Indonesia ke Arab Saudi dan sebaliknya, serta transportasi darat selama di Tanah Suci.
Baca Juga: Biaya Haji 2024 dan Syarat Haji untuk Tahun Ini, Beda dari Sebelumnya?
- Biaya Makan: Mencakup biaya makan selama di Mekah, Madinah, dan selama pelaksanaan ritual haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Biaya manasik haji adalah biaya untuk pelatihan dan pembekalan ibadah haji yang dilakukan sebelum keberangkatan.
Pelatihan ini sangat penting untuk memastikan bahwa calon jamaah haji memahami tata cara dan rukun haji dengan baik.
Selain biaya utama, terdapat beberapa biaya tambahan yang bersifat opsional, seperti:
- Biaya Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi yang diperlukan sebelum keberangkatan.
- Biaya Perlengkapan Pribadi: Perlengkapan ibadah, pakaian, dan kebutuhan pribadi selama di Tanah Suci.
Waktu tunggu naik haji atau daftar tunggu (waiting list) adalah salah satu faktor yang harus diperhitungkan oleh calon jamaah haji.
Waktu tunggu ini dapat bervariasi tergantung pada daerah dan kuota haji yang tersedia. Berikut adalah beberapa poin penting terkait waktu tunggu naik haji:
Kuota haji adalah jumlah maksimal jamaah haji yang diperbolehkan untuk berangkat dari suatu negara pada setiap musim haji.
Kuota ini ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi berdasarkan perjanjian dengan pemerintah masing-masing negara.
Untuk Indonesia, kuota haji berkisar antara 210.000 hingga 230.000 orang per tahun.
Baca Juga: Biaya Haji Terbaru Tahun 2024, Lengkap dengan Prosedur dan Syaratnya
Jumlah pendaftar haji yang terus meningkat setiap tahun berdampak langsung pada panjangnya waktu tunggu.
Di beberapa daerah, waktu tunggu dapat mencapai 20 hingga 30 tahun, tergantung pada jumlah pendaftar dan kuota yang tersedia.
Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa kebijakan untuk mengatur prioritas keberangkatan calon jamaah haji, seperti:
- Calon Jamaah Lansia: Jamaah haji yang berusia lanjut diberikan prioritas untuk mempercepat keberangkatan mereka.
- Penggabungan Mahram: Calon jamaah yang ingin berangkat bersama mahram (keluarga dekat) dapat mengajukan penggabungan untuk mendapatkan prioritas keberangkatan.
Proses pendaftaran haji dilakukan melalui sistem elektronik yang dikelola oleh Kementerian Agama.
Calon jamaah harus melakukan pembayaran setoran awal untuk mendapatkan nomor porsi haji. Nomor porsi ini digunakan untuk menentukan urutan dan waktu keberangkatan.
Mengelola keuangan dengan baik adalah kunci untuk mempersiapkan biaya naik haji.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu calon jamaah haji dalam mengumpulkan dana yang diperlukan:
Menabung secara rutin dan konsisten adalah langkah pertama yang harus dilakukan.
Tentukan jumlah yang ingin ditabung setiap bulan dan disiplin dalam menjalankannya.
Gunakan rekening tabungan khusus haji untuk memudahkan pemantauan.
Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan yang aman dan menguntungkan, seperti deposito, reksa dana, atau emas.
Hasil dari investasi ini dapat digunakan untuk menambah dana haji.
Buat perencanaan anggaran yang detail dan sesuaikan pengeluaran harian untuk meningkatkan tabungan haji.
Hindari pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada kebutuhan utama.
Banyak bank syariah yang menawarkan program tabungan haji dengan berbagai kemudahan, seperti setoran awal yang ringan dan fasilitas cicilan.
Manfaatkan program ini untuk memudahkan pengumpulan dana.
Menunaikan ibadah haji memerlukan persiapan yang matang, baik dari segi finansial maupun mental.
Memahami rincian biaya naik haji dan waktu tunggu yang ada akan membantu calon jamaah dalam merencanakan keberangkatan dengan lebih baik.
Dengan perencanaan keuangan yang tepat dan pemahaman akan proses pendaftaran, calon jamaah haji dapat mewujudkan impian mereka untuk menunaikan rukun Islam kelima ini dengan lancar dan khusyuk.
Baca Juga: Semakin Mudah! Pelunasan Biaya Haji Bisa Transfer Lewat 4 Bank Ini
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR