Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh malnutrisi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi yang tidak memadai pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Mendeteksi stunting sejak dini sangat penting untuk mengambil langkah-langkah intervensi yang tepat.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah anak baru lahir berisiko mengalami stunting, mengutip dari berbagai sumber.
Pemeriksaan antropometri adalah metode utama untuk mengidentifikasi stunting. Pengukuran yang dilakukan meliputi:
Panjang Badan: Mengukur panjang badan bayi dari kepala hingga kaki saat bayi dalam posisi terlentang.
Data ini kemudian dibandingkan dengan standar pertumbuhan yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).
Berat Badan: Mengukur berat badan bayi dan membandingkannya dengan standar pertumbuhan untuk menentukan status gizi.
Nilai panjang badan yang berada di bawah persentil ke-3 atau ke-5 dari standar WHO untuk usia tertentu dapat menunjukkan adanya risiko stunting.
Memperhatikan riwayat nutrisi ibu selama kehamilan adalah langkah penting untuk menilai risiko stunting pada bayi baru lahir.
Kekurangan gizi pada ibu hamil, seperti kekurangan zat besi, asam folat, dan protein, dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
Baca Juga: Mengapa Angka Stunting Sulit Turun dan Upayanya Menurut Kemenkes
Asupan Gizi Selama Kehamilan: Ibu hamil yang kurang asupan gizi berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu indikator risiko stunting.
Riwayat Kesehatan Ibu: Penyakit kronis pada ibu atau infeksi selama kehamilan juga dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
Pemeriksaan kesehatan rutin selama kehamilan (antenatal care) dan setelah kelahiran (postnatal care) sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda awal stunting.
USG Selama Kehamilan: Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat membantu mengidentifikasi pertumbuhan janin yang lambat.
Pemantauan Pertumbuhan Setelah Lahir: Pemantauan rutin pertumbuhan bayi, termasuk pengukuran panjang badan dan berat badan, harus dilakukan pada kunjungan posyandu atau klinik kesehatan.
Mengukur lingkar kepala bayi baru lahir dapat memberikan indikasi tentang perkembangan otak dan pertumbuhan keseluruhan.
Lingkar kepala yang kecil atau tidak sesuai dengan usia gestasi mungkin menandakan adanya masalah pertumbuhan.
Pemeriksaan kesehatan yang komprehensif pada bayi baru lahir dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda risiko stunting, seperti:
Kondisi Kulit: Kulit yang kering atau kusam dapat menjadi indikasi kurangnya nutrisi.
Tonus Otot: Bayi dengan tonus otot yang lemah mungkin mengalami masalah pertumbuhan.
Refleks Bayi: Refleks yang lemah atau tidak ada bisa menjadi tanda masalah perkembangan.
Baca Juga: Penanganan Terhadap Anak Stunting Bisa Dimulai dari Mana? Ini Jawabannya
Penggunaan grafik pertumbuhan dari WHO atau CDC untuk memantau perkembangan panjang badan dan berat badan bayi adalah alat penting untuk mengidentifikasi stunting.
Grafik ini membantu tenaga kesehatan melihat pola pertumbuhan bayi dan mendeteksi masalah sejak dini.
Jika ada tanda-tanda risiko stunting pada bayi baru lahir, beberapa langkah intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
- Pemberian ASI Eksklusif: ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal.
- Pemberian Suplemen: Ibu yang mengalami kekurangan gizi selama kehamilan atau menyusui mungkin memerlukan suplemen vitamin dan mineral.
- Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan: Segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.
Kesimpulan
Mengetahui risiko stunting pada anak baru lahir membutuhkan pemeriksaan yang teliti dan pemantauan yang terus-menerus terhadap pertumbuhan bayi.
Pengukuran antropometri, riwayat nutrisi ibu, pemeriksaan kesehatan rutin, dan pemantauan grafik pertumbuhan adalah langkah-langkah penting untuk mendeteksi dan mencegah stunting sejak dini.
Intervensi yang tepat dan segera dapat membantu mencegah dampak jangka panjang stunting pada kesehatan dan perkembangan anak.
Baca Juga: Mengapa Stunting Menjadi Perhatian Pemerintah? Ini Alasannya
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR