Nakita.id - Bau ketiak merupakan masalah umum yang seringkali membuat seseorang merasa tidak percaya diri.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita sering kali tidak menyadari bau ketiak sendiri, sementara orang lain bisa merasakannya dengan jelas?
Fenomena ini ternyata memiliki penjelasan ilmiah yang cukup menarik.
Penyebab utama mengapa seseorang tidak menyadari bau ketiaknya sendiri adalah karena adanya adaptasi olfaktori.
Adaptasi olfaktori adalah mekanisme di mana indera penciuman kita menjadi terbiasa dengan aroma tertentu setelah terpapar dalam waktu yang lama.
Hal ini terjadi karena otak kita cenderung untuk mengabaikan stimulus yang tidak berubah sebagai bentuk efisiensi.
Jadi, ketika seseorang terbiasa dengan aroma tubuhnya sendiri, termasuk bau ketiak, otak tidak lagi memproses bau tersebut sebagai sesuatu yang baru atau penting.
Selain adaptasi olfaktori, ada juga teori bahwa ketidakmampuan seseorang untuk merasakan bau tubuhnya sendiri berfungsi sebagai mekanisme perlindungan diri.
Jika kita terus-menerus merasakan bau tubuh kita sendiri, hal itu bisa mengganggu konsentrasi dan kesejahteraan psikologis.
Dengan "menyaring" bau ini, otak memungkinkan kita untuk fokus pada hal-hal lain yang lebih penting.
Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas penciuman yang berbeda.
Beberapa orang memiliki indra penciuman yang sangat tajam dan bisa mendeteksi bau yang lemah sekalipun, sementara yang lain mungkin memiliki sensitivitas penciuman yang lebih rendah.
Perbedaan ini juga bisa menjadi alasan mengapa seseorang tidak merasakan bau ketiaknya sendiri, tetapi orang lain bisa.
Penggunaan produk perawatan tubuh seperti deodorant, parfum, atau body spray dapat mengaburkan bau asli ketiak.
Produk-produk ini mungkin membuat seseorang merasa lebih percaya diri bahwa bau tubuhnya sudah netral, padahal mungkin tidak demikian.
Efek dari produk-produk ini juga dapat menyebabkan kebingungan pada indera penciuman, sehingga bau ketiak yang seharusnya terdeteksi menjadi tersamarkan.
Persepsi bau adalah sesuatu yang sangat subyektif. Bau yang mungkin dianggap tidak enak oleh satu orang bisa saja dianggap biasa atau bahkan tidak terdeteksi oleh orang lain.
Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, dan pengalaman pribadi seseorang.
Misalnya, jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana bau tubuh tertentu dianggap normal, mereka mungkin tidak akan menyadari bau tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu.
Emosi juga berperan dalam cara kita merasakan bau.
Ketika seseorang merasa cemas atau stres, mereka mungkin menjadi lebih peka terhadap bau tertentu, termasuk bau tubuh.
Namun, di sisi lain, saat seseorang merasa rileks atau percaya diri, mereka mungkin tidak menyadari bau ketiak mereka sendiri meskipun sebenarnya cukup kuat.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Pemutih Selangkangan dan Ketiak yang Tidak Menimbulkan Efek Iritasi
Ada juga faktor genetik yang mempengaruhi cara kita memproduksi dan merasakan bau tubuh.
Beberapa orang secara genetik memproduksi lebih banyak keringat dan bakteri yang menyebabkan bau, sementara yang lain mungkin lebih sedikit.
Selain itu, gen tertentu juga mempengaruhi cara kita merespon bau tertentu.
Kebiasaan kebersihan juga memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang merasakan bau tubuhnya.
Orang yang memiliki kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dengan baik mungkin lebih jarang mengalami bau ketiak yang kuat, sehingga ketika bau muncul, mereka mungkin tidak langsung menyadarinya.
Makanan tertentu dapat mempengaruhi bau tubuh.
Konsumsi bawang putih, rempah-rempah, atau makanan dengan bau tajam lainnya dapat mempengaruhi bau keringat seseorang.
Jika seseorang terbiasa dengan makanan-makanan ini, mereka mungkin tidak menyadari bahwa bau tersebut juga mempengaruhi bau ketiak mereka.
Bagi banyak orang, bau ketiak mungkin tidak menjadi prioritas utama.
Mereka mungkin lebih fokus pada aspek lain dari penampilan atau kebersihan mereka, sehingga bau ketiak tidak terlalu diperhatikan, meskipun sebenarnya ada.
Tidak menyadari bau ketiak sendiri adalah hal yang normal dan dapat dijelaskan melalui berbagai faktor ilmiah dan psikologis.
Baca Juga: Mengatasi Ketiak Hitam Tanpa Laser dengan Bahan Murah Meriah, Salah Satunya Kunyit
Mulai dari adaptasi olfaktori, sensitivitas penciuman, hingga faktor genetik dan kebiasaan, semua berkontribusi terhadap fenomena ini.
Namun, penting untuk tetap memperhatikan kebersihan pribadi dan menjaga kebersihan tubuh untuk mencegah bau yang tidak diinginkan dan tetap merasa nyaman sepanjang hari.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR