Stunting juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Anak-anak yang stunting cenderung memiliki peluang lebih rendah untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan kontribusi mereka terhadap masyarakat.
Stunting sering kali disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor lingkungan, seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, dan sanitasi yang buruk.
Lingkungan yang tidak mendukung ini memperburuk kondisi stunting dan membuat pemulihan menjadi hampir mustahil.
Banyak orang tua dan pengasuh yang tidak menyadari pentingnya nutrisi yang baik selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak.
Kurangnya kesadaran ini menyebabkan keterlambatan dalam intervensi, yang berkontribusi pada stunting dan dampaknya yang tidak bisa disembuhkan.
Stunting juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh anak.
Baca Juga: Cara Mencegah Stunting Sebelum Menikah: Persiapan Kesehatan yang Penting
Anak yang stunting memiliki sistem imun yang lebih lemah, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi.
Kekebalan yang lemah ini sering kali tidak bisa diperbaiki sepenuhnya meskipun asupan gizi ditingkatkan di kemudian hari.
Meski ada beberapa intervensi yang dapat membantu memperbaiki sebagian kecil dampak stunting, upaya ini biasanya hanya efektif jika dilakukan dalam masa pertumbuhan kritis.
Setelah periode ini berlalu, perbaikan yang bisa dilakukan sangat terbatas.
Mengingat stunting tidak bisa disembuhkan, pencegahan menjadi kunci utama.
Upaya untuk memastikan gizi yang baik selama kehamilan dan masa awal kehidupan anak sangat penting untuk mencegah stunting dan dampak jangka panjangnya.
Stunting memperburuk ketidaksetaraan sosial, karena anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami stunting.
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR