Nakita.id - Apa ciri-ciri anak perempuan yang punya 'Daddy Issue'? Ini penjelasannya.
"Daddy issues" adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan seseorang, khususnya perempuan, yang mengalami masalah emosional atau perilaku yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan ayah.
Istilah ini sering kali muncul ketika seorang anak perempuan kehilangan figur ayah atau memiliki hubungan yang buruk dengan ayahnya.
Kehilangan figur ayah dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti kematian, perceraian, ketidakhadiran fisik, atau emosional, bahkan pengabaian.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang mungkin muncul pada anak perempuan yang mengalami "daddy issues" akibat kehilangan figur ayah.
Salah satu ciri utama yang sering muncul adalah ketergantungan emosional pada pria lain dalam hidupnya, seperti pacar, teman dekat laki-laki, atau bahkan tokoh figur yang lebih tua.
Anak perempuan yang kehilangan figur ayah mungkin mencari pengganti sosok ayah yang hilang dengan membentuk hubungan yang intens dan kadang berlebihan dengan pria lain.
Mereka mungkin merasa sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan validasi dari pria dalam hidup mereka, yang bisa berujung pada hubungan yang tidak sehat atau toksik.
Anak perempuan yang mengalami "daddy issues" sering kali menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan romantis.
Ketika mereka dewasa, mereka mungkin mengalami ketakutan akan penolakan atau pengabaian dari pasangan, yang bisa menyebabkan mereka menjadi terlalu protektif atau justru menghindari keterikatan emosional.
Mereka mungkin memiliki masalah kepercayaan, sering kali meragukan ketulusan atau komitmen pasangan mereka, dan hal ini bisa menghambat hubungan yang sehat dan harmonis.
Baca Juga: Reino Barack Ingin Tambah Anak saat Baru Saja Syahrini Melahirkan
Beberapa anak perempuan yang kehilangan figur ayah mungkin mencoba untuk mendapatkan perhatian atau validasi melalui prestasi.
Mereka bisa menjadi overachiever atau perfeksionis, merasa bahwa mereka harus selalu sempurna dan berhasil dalam segala hal untuk mendapatkan penerimaan atau pujian yang mereka rindukan.
Keinginan ini bisa berasal dari kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk merasa dicintai dan dihargai oleh figur ayah yang hilang.
Perilaku ini bisa memberikan tekanan emosional yang besar dan berpotensi menyebabkan stres atau burnout.
Kehilangan figur ayah dapat mempengaruhi harga diri dan self-worth anak perempuan.
Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak dicintai, atau merasa bahwa mereka tidak layak mendapatkan cinta dan perhatian.
Perasaan ini sering kali berasal dari keyakinan bahwa jika ayah mereka meninggalkan mereka, baik secara fisik maupun emosional, maka mereka mungkin tidak cukup baik.
Rendahnya harga diri ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, akademis, dan profesional.
Salah satu ciri yang sangat umum adalah pencarian figur ayah dalam hubungan romantis atau persahabatan.
Anak perempuan yang mengalami "daddy issues" mungkin cenderung tertarik pada pria yang lebih tua atau mereka yang memiliki sifat-sifat keayahan, berharap bisa menemukan kenyamanan, perlindungan, dan dukungan yang hilang.
Mereka mungkin mencari dalam pasangan hal-hal yang seharusnya mereka dapatkan dari ayah mereka, seperti bimbingan, pengertian, dan kasih sayang.
Baca Juga: Syahrini Melahirkan Anak Pertama, Ini Nama Anak Perempuan Syahrini
Ketakutan akan keintiman adalah ciri lain yang bisa muncul pada anak perempuan dengan "daddy issues".
Mereka mungkin takut untuk terlalu dekat secara emosional dengan orang lain karena takut ditinggalkan atau disakiti lagi.
Ketakutan ini bisa membuat mereka menutup diri, menjaga jarak emosional, atau menghindari hubungan yang serius.
Ini adalah bentuk mekanisme pertahanan untuk melindungi diri mereka dari rasa sakit emosional yang mungkin mereka alami sebelumnya.
Anak perempuan yang kehilangan figur ayah mungkin menunjukkan sikap ambivalen terhadap pria dalam hidup mereka.
Di satu sisi, mereka mungkin sangat membutuhkan kehadiran pria untuk merasa aman dan dicintai, tetapi di sisi lain, mereka juga bisa merasa marah, frustrasi, atau tidak percaya terhadap pria karena pengalaman mereka sebelumnya.
Sikap ambivalen ini bisa membuat hubungan dengan pria menjadi rumit dan tidak stabil.
Beberapa anak perempuan dengan "daddy issues" mungkin menunjukkan perilaku pemberontakan sebagai cara untuk mengekspresikan kemarahan atau kekecewaan mereka terhadap kehilangan figur ayah.
Mereka mungkin menolak otoritas, melanggar aturan, atau terlibat dalam perilaku berisiko sebagai bentuk protes terhadap rasa kehilangan atau pengabaian yang mereka rasakan.
Perilaku ini sering kali merupakan upaya untuk menarik perhatian atau menunjukkan ketidakpuasan mereka.
"Daddy issues" adalah masalah kompleks yang bisa berdampak besar pada perkembangan emosional dan sosial anak perempuan yang kehilangan figur ayah.
Baca Juga: Hari Keluarga Nasional: Ini Pentingnya Bonding Anak Perempuan dan Ayah
Ciri-ciri seperti ketergantungan emosional pada pria, kesulitan dalam menjalin hubungan romantis, rendahnya harga diri, dan ketakutan akan keintiman adalah beberapa tanda yang bisa muncul.
Penting bagi orang tua atau pengasuh lainnya untuk memberikan dukungan dan kasih sayang yang cukup bagi anak perempuan yang mengalami kehilangan figur ayah, serta membimbing mereka untuk membangun kepercayaan diri dan hubungan yang sehat.
Terapi atau konseling juga bisa menjadi solusi yang efektif untuk membantu mereka mengatasi masalah ini dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR