Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan tetapi juga menurunkan daya tahan tubuh.
Anak yang stunting lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular seperti infeksi pernapasan dan diare.
Hal ini juga bisa menghambat proses pemulihan anak setelah sakit, menyebabkan siklus kekurangan gizi yang terus-menerus.
Anak-anak yang mengalami stunting mungkin merasa kurang percaya diri akibat perbedaan fisik yang terlihat dengan teman-teman sebayanya.
Rasa minder ini bisa memengaruhi perkembangan psikologis mereka dan memengaruhi kemampuan bersosialisasi serta berinteraksi di lingkungan.
Jika stunting tidak ditangani dengan cepat, dampaknya dapat berlanjut hingga dewasa.
Orang dewasa yang pernah mengalami stunting berisiko mengalami masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Mereka juga berisiko mengalami masalah reproduksi, termasuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau stunting, sehingga memicu siklus stunting antar generasi.
Stunting juga berdampak pada ekonomi suatu negara.
Individu yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah di kemudian hari, sehingga mengurangi potensi tenaga kerja yang berkualitas.
Hal ini bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang, karena populasi yang sehat dan produktif merupakan kunci bagi pembangunan ekonomi.
Baca Juga: Upaya Mencegah Stunting Melalui PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR