Ketika seseorang begadang, tubuh mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk memulihkan diri secara optimal.
Kurang tidur tidak hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar seperti leptin dan ghrelin.
Leptin adalah hormon yang memberi sinyal kepada otak bahwa tubuh sudah cukup makan, sementara ghrelin memberi sinyal bahwa tubuh lapar.
Kurang tidur meningkatkan kadar ghrelin (rasa lapar) dan menurunkan leptin (rasa kenyang), yang menyebabkan peningkatan nafsu makan, terutama terhadap makanan tinggi gula dan karbohidrat.
Kombinasi dari pola makan yang tidak sehat ini, ditambah dengan resistensi insulin yang dipicu oleh kurang tidur, sangat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Lebih lanjut, begadang dapat meningkatkan stres.
Ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya melepaskan hormon kortisol yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai hormon stres.
Kortisol juga berperan dalam meningkatkan kadar gula darah, karena tubuh dalam keadaan stres sering kali mempersiapkan diri untuk 'berjuang atau lari', dan membutuhkan energi cepat dalam bentuk glukosa.
Kondisi ini semakin memperparah ketidakseimbangan gula darah dan dapat meningkatkan risiko diabetes.
Ritme sirkadian adalah jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun, serta berbagai fungsi penting lainnya, termasuk metabolisme gula dan produksi insulin.
Begadang secara signifikan mengganggu ritme sirkadian ini, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh.
Baca Juga: Cara Mengatur Pola Tidur Bayi Baru Lahir Agar Tidak Begadang, Ini Tipsnya
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR