Ketika seseorang sering begadang atau tidur tidak teratur, tubuhnya tidak dapat mengatur produksi insulin dengan baik, yang mengakibatkan gangguan dalam mengontrol kadar gula darah.
Dalam kondisi normal, insulin bekerja lebih efisien di malam hari, dan tubuh kita juga lebih sedikit membutuhkan energi dalam bentuk glukosa.
Namun, ketika seseorang terjaga hingga larut malam dan mungkin bahkan makan pada jam-jam yang tidak biasa, tubuh mereka harus bekerja ekstra keras untuk mengatur gula darah, yang berpotensi mengarah pada kondisi metabolisme yang buruk.
Kebiasaan begadang juga erat kaitannya dengan obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
Seperti yang sudah disebutkan, begadang dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak, terutama makanan yang tinggi kalori.
Selain itu, kurang tidur membuat seseorang merasa lebih lelah pada siang hari, yang menyebabkan penurunan aktivitas fisik.
Akibatnya, kalori yang dikonsumsi tidak terbakar, melainkan disimpan sebagai lemak.
Obesitas, terutama lemak di area perut, dapat mengurangi sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 secara signifikan.
Kualitas tidur sama pentingnya dengan kuantitas tidur.
Meskipun seseorang tidur selama 7-8 jam, jika tidurnya tidak nyenyak atau terganggu, hal ini tetap dapat memengaruhi kesehatan metabolik mereka.
Tidur yang terganggu, misalnya sering terbangun di malam hari atau tidur dengan lingkungan yang berisik, dapat mengganggu fase tidur dalam (deep sleep), yang merupakan fase penting untuk pemulihan fisik dan mental.
Baca Juga: Bahaya Begadang Bagi Remaja, Bisa Bedampak pada Kesehatan Fisik hingga Mental
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR