Nakita.id - Menyusui adalah fase penting bagi seorang ibu dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayinya.
Namun, beberapa ibu menyusui mungkin mengalami kondisi kesehatan tertentu, salah satunya adalah peningkatan kadar kolesterol.
Hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran, mengingat kolesterol tinggi sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung.
Lantas, apakah kolesterol tinggi saat menyusui berbahaya?
Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya?
Berikut jawabannya, mengutip dari Healthline.
Kolesterol adalah zat lemak yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi hormon, vitamin D, dan pembentukan membran sel.
Ada dua jenis kolesterol utama:
Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, yang jika berlebihan dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.
High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, yang membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang dari tubuh.
Ketika kadar LDL dalam darah terlalu tinggi, ini bisa menimbulkan risiko masalah kesehatan seperti aterosklerosis, yang dapat memicu penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: Apakah Aman Menyusui Bayi Saat Hamil Trimester Pertama?
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol pada ibu menyusui.
Beberapa di antaranya adalah:
Pada masa menyusui, tubuh ibu mengalami perubahan hormon yang signifikan, terutama hormon prolaktin yang bertanggung jawab untuk produksi ASI.
Perubahan hormon ini juga dapat mempengaruhi metabolisme lemak dan kolesterol.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui cenderung mengalami peningkatan kadar lemak darah, termasuk kolesterol, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk memproduksi ASI.
Selama menyusui, ibu membutuhkan lebih banyak kalori dan lemak untuk menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya.
Hal ini menyebabkan metabolisme tubuh berubah, yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah.
Lemak sehat sangat penting untuk produksi ASI berkualitas, namun jika pola makan ibu tidak seimbang dan terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol jahat (LDL) bisa meningkat.
Beberapa ibu mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki kolesterol tinggi.
Jika riwayat keluarga menunjukkan adanya masalah kolesterol, ibu menyusui juga bisa berisiko mengalami kondisi ini, meskipun mereka menjalani pola hidup yang sehat.
Pola makan tinggi lemak jenuh dan makanan olahan selama kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kadar kolesterol dalam darah.
Makanan seperti daging merah berlemak, makanan cepat saji, dan produk olahan susu berlemak tinggi bisa menyebabkan peningkatan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Kolesterol tinggi saat menyusui tidak selalu berdampak langsung pada bayi, tetapi kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang sang ibu.
Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:
Peningkatan Risiko Penyakit Jantung: Kolesterol tinggi, terutama LDL, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke jika tidak diatasi dengan baik.
Aterosklerosis: Penumpukan kolesterol jahat dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), yang membatasi aliran darah dan dapat memicu serangan jantung atau stroke.
Peradangan: Kolesterol tinggi juga bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, yang berdampak buruk pada kesehatan ibu dalam jangka panjang.
Jika ibu menyusui mengalami kolesterol tinggi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol tanpa mempengaruhi produksi ASI atau kesehatan bayi:
Mengganti lemak jenuh dengan lemak sehat adalah langkah penting.
Ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi sumber lemak sehat seperti:
Ikan berlemak seperti salmon dan sarden, yang kaya akan asam lemak omega-3.
Alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan yang kaya akan lemak tak jenuh.
Baca Juga: Bedakah Menyusui Bayi Prematur? Ini Tips Aman untuk Ibu Menyusui
Serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mengeluarkannya dari tubuh.
Ibu menyusui dapat meningkatkan asupan serat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Olahraga ringan hingga sedang, seperti jalan kaki, yoga, atau berenang, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).
Olahraga juga penting untuk menjaga kesehatan jantung dan keseimbangan hormon selama menyusui.
Kurangi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan camilan tinggi gula yang dapat memperburuk kadar kolesterol dalam darah.
Gantilah dengan makanan segar dan sehat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan protein tanpa lemak.
Jika kadar kolesterol sangat tinggi dan tidak bisa dikendalikan hanya dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, konsultasikan kondisi ini dengan dokter.
Beberapa obat penurun kolesterol mungkin tidak aman digunakan selama menyusui, jadi penting untuk mendapatkan nasihat medis yang tepat.
Kolesterol tinggi pada ibu menyusui bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormon, kebutuhan nutrisi, dan pola makan yang kurang sehat.
Meskipun kondisi ini tidak langsung mempengaruhi bayi, penting bagi ibu untuk menjaga keseimbangan kolesterol demi kesehatan jangka panjangnya.
Dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan kontrol medis yang tepat, ibu menyusui dapat mengelola kadar kolesterol dengan baik tanpa mengorbankan produksi ASI atau kesehatan bayinya.
Baca Juga: Pentingnya Konsultasi ke Konselor Menyusui Jika Mengalami Kesulitan Menyusui
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR