Untuk memperbaiki hubungan, penting bagi ibu dan anak untuk menciptakan ruang di mana mereka bisa berbicara secara terbuka tanpa takut dihakimi atau disalahkan.
Kedua belah pihak harus siap untuk mendengarkan pandangan dan perasaan satu sama lain tanpa menyela atau memberikan komentar negatif.
Komunikasi yang jujur dan penuh empati dapat membantu membangun kembali kepercayaan dan saling pengertian.
3. Memahami Perbedaan Generasi
Salah satu sumber konflik antara ibu dan anak sering kali berasal dari perbedaan generasi.
Setiap generasi memiliki pandangan, nilai, dan kebiasaan yang berbeda, yang dapat menyebabkan bentrokan antara cara pandang ibu dan anak.
Misalnya, seorang ibu yang tumbuh di zaman yang berbeda mungkin memiliki ekspektasi tradisional mengenai pendidikan, karier, atau pernikahan, sementara anaknya mungkin memiliki pandangan yang lebih modern dan independen.
Daripada memaksakan pandangan masing-masing, penting bagi kedua belah pihak untuk memahami dan menghargai perbedaan ini.
Ibu dan anak harus belajar berkompromi dan mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh keduanya.
Dengan memahami perbedaan generasi, konflik dapat diminimalkan, dan hubungan bisa lebih harmonis.
4. Menerapkan Pendekatan Empati
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR