Stunting tidak hanya berbahaya saat anak masih kecil, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang hingga masa dewasa.
Anak-anak yang stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Hal ini terjadi karena kekurangan gizi dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh, yang mempengaruhi fungsi organ-organ penting.
Selain itu, stunting juga dikaitkan dengan risiko obesitas pada masa dewasa.
Meskipun secara fisik anak stunting terlihat kurus atau pendek, metabolisme tubuh mereka dapat berubah sehingga menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan di kemudian hari.
Stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada potensi ekonomi mereka di masa depan.
Anak-anak yang stunting cenderung memiliki keterbatasan dalam prestasi akademik dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Akibatnya, mereka mungkin memiliki kesempatan yang lebih rendah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan baik.
Menurut penelitian, negara dengan prevalensi stunting yang tinggi mengalami kerugian ekonomi yang signifikan karena stunting memengaruhi produktivitas generasi muda.
Kurangnya kemampuan anak stunting untuk bersaing di dunia kerja dapat berdampak pada penurunan pendapatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan perkembangan kognitif, tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial anak.
Baca Juga: 7 Makanan yang Dapat Membantu Meningkatkan Kesehatan Anak Stunting
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR