Tingkat aktivitas yang tinggi ini membuat mereka masih bersemangat, sehingga tubuh belum siap untuk beristirahat.
Hal ini membuat mereka cenderung sulit tidur karena energi mereka masih tersisa banyak.
Anak-anak juga bisa mengalami kecemasan atau stres, baik karena masalah di sekolah, ketakutan tertentu (seperti takut gelap), atau perubahan dalam rutinitas sehari-hari.
Perasaan cemas atau stres ini bisa membuat anak lebih sulit untuk tidur, karena pikiran mereka terus bekerja dan membuat mereka sulit merasa rileks.
Anak-anak cenderung membutuhkan rutinitas yang konsisten untuk membantu mereka memahami kapan saatnya untuk tidur.
Tanpa rutinitas yang jelas, seperti membaca buku atau mendengarkan musik tenang sebelum tidur, anak mungkin bingung dan tidak siap untuk tidur.
Rutinitas yang teratur membantu mengatur otak anak untuk tahu kapan waktunya beristirahat.
Lingkungan tidur yang tidak nyaman, seperti ruangan yang terlalu terang, berisik, atau suhu ruangan yang tidak sesuai, dapat menyebabkan anak sulit tidur.
Suara bising dari luar atau suhu yang terlalu panas atau dingin bisa mengganggu kenyamanan tidur anak dan membuat mereka terjaga.
Beberapa gangguan kesehatan seperti sleep apnea, alergi, atau refluks asam lambung dapat menyebabkan anak sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.
Masalah kesehatan ini bisa menyebabkan tidur anak tidak nyenyak dan membuat mereka kelelahan di siang hari.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR