Membagi pekerjaan rumah mengajarkan anak pentingnya kerjasama dalam tim, baik di rumah maupun di lingkungan sosial lainnya. Mereka akan belajar bahwa dengan bekerja bersama, pekerjaan bisa selesai lebih cepat dan lebih mudah.
- Mengurangi Ketidakadilan dalam Keluarga
Jika hanya satu anak, biasanya si sulung, yang dibebani pekerjaan rumah, ini bisa menimbulkan rasa tidak adil dan ketegangan dalam hubungan antar saudara. Semua anak harus memahami bahwa mereka memiliki peran yang sama pentingnya dalam rumah tangga.
Anak-anak dari berbagai usia bisa melakukan pekerjaan rumah yang berbeda, sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan mereka.
Tugas-tugas sederhana bisa diberikan kepada anak yang lebih muda, sementara tugas yang lebih kompleks bisa diserahkan kepada anak yang lebih besar.
- Anak usia 3-5 tahun: Anak-anak pada usia ini bisa diberi tugas yang sederhana, seperti menaruh mainan mereka di tempatnya, membuang sampah kecil, atau membantu menyiapkan meja makan.
- Anak usia 6-9 tahun: Pada usia ini, anak-anak bisa membantu mencuci piring, menyapu lantai, merapikan tempat tidur, atau membantu menyiapkan sarapan.
- Anak usia 10 tahun ke atas: Anak-anak yang lebih besar bisa diberi tanggung jawab yang lebih besar, seperti mencuci pakaian, memasak makanan sederhana, atau menjaga adik mereka.
Sering kali si sulung menjadi "korban" utama ketika orang tua membagikan pekerjaan rumah.
Hal ini terjadi karena orang tua menganggap bahwa anak tertua lebih mampu dan bisa diandalkan.
Namun, penting bagi orang tua untuk tidak hanya mengandalkan si sulung dan melibatkan semua anak dalam pekerjaan rumah tangga. Berikut beberapa tips agar pembagian pekerjaan rumah lebih adil:
Baca Juga: Menghadapi Suami yang Tidak Peduli dengan Pekerjaan Rumah di Hari Raya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR