Nakita.id - Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa membuang sisa minyak goreng atau minyak bekas memasak di wastafel adalah kebiasaan yang berbahaya.
Meskipun terlihat mudah dan cepat, tindakan ini bisa menimbulkan berbagai masalah, baik di rumah maupun bagi lingkungan.
Pada artikel ini, kita akan membahas alasan mengapa membuang minyak di wastafel berbahaya dan apa dampaknya terhadap sistem saluran pembuangan dan lingkungan, mengutip dari FoodNDTv.
Salah satu dampak utama dari membuang minyak ke wastafel adalah penyumbatan pada pipa saluran air.
Minyak yang tampak cair saat masih panas akan mendingin setelah berada di dalam pipa dan berubah menjadi padat.
Seiring waktu, minyak yang membeku di dalam pipa bisa menumpuk, membentuk lapisan lemak yang menyumbat aliran air.
Lemak dari minyak tidak mudah larut dalam air, sehingga aliran air di saluran pembuangan akan semakin melambat.
Ini bisa mengakibatkan pipa tersumbat total, menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan baik dan akhirnya memerlukan perbaikan yang mahal untuk membersihkan pipa atau menggantinya.
Selain menyumbat pipa di rumah, minyak yang dibuang ke wastafel juga dapat merusak sistem saluran pembuangan umum.
Di dalam sistem pembuangan, minyak akan bercampur dengan limbah rumah tangga lain dan menciptakan gumpalan besar yang dikenal sebagai "fatberg".
Fatberg adalah massa besar lemak, minyak, dan limbah padat yang dapat menyumbat saluran pembuangan kota dan menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Licin Minyak pada Wastafel, Bisa Pakai Cuka
Fatberg bisa sangat sulit untuk diatasi dan memerlukan biaya besar bagi pemerintah atau perusahaan pengelola saluran air untuk membersihkannya.
Beberapa kota besar di dunia, termasuk London dan New York, telah melaporkan masalah besar dengan fatberg yang menimbulkan risiko banjir limbah di jalan dan rumah-rumah.
Minyak yang dibuang di wastafel akhirnya akan sampai ke saluran air umum, dan sebagian besar sistem pengolahan air limbah tidak dirancang untuk menangani minyak dan lemak dengan baik.
Jika minyak tidak berhasil diolah secara efektif, itu dapat mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan laut.
Minyak yang masuk ke badan air dapat menutupi permukaan air, mengurangi kadar oksigen di dalam air, dan mengganggu kehidupan makhluk air.
Lapisan minyak yang menutupi air menghalangi cahaya matahari yang masuk, yang dibutuhkan oleh tumbuhan air untuk melakukan fotosintesis.
Akibatnya, ekosistem air dapat terganggu, memengaruhi rantai makanan dan mengancam keberlangsungan hidup ikan dan organisme lainnya.
Jika minyak dibuang ke wastafel atau saluran pembuangan secara teratur, tumpukan lemak yang terbentuk dalam pipa dapat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.
Lemak adalah bahan yang mudah terbakar, dan jika ada percikan api atau panas yang tinggi di sekitar pipa, ini bisa menyebabkan kebakaran.
Meski risikonya kecil, potensi ini tetap ada terutama di gedung-gedung dengan sistem pipa yang lama dan berdekatan dengan sumber panas.
Minyak yang mencemari lingkungan juga dapat merugikan hewan, terutama satwa liar yang hidup di air atau di sekitar sumber air yang tercemar.
Baca Juga: Cara Jitu Bersihkan Wastafel Dapur yang Berkarat, Modalnya Cuma Deretan Bahan Alami Ini
Hewan air seperti burung, ikan, dan hewan amfibi bisa terperangkap oleh lapisan minyak di permukaan air, menyebabkan kerusakan pada bulu atau kulit mereka dan membuat mereka sulit bergerak atau berenang.
Selain itu, minyak yang menempel pada tubuh burung dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menjaga suhu tubuh, sehingga meningkatkan risiko kematian karena kedinginan.
Daripada membuang sisa minyak ke wastafel, ada beberapa cara yang lebih aman dan ramah lingkungan untuk mengelolanya:
Di beberapa tempat, tersedia fasilitas untuk mendaur ulang minyak bekas menjadi biodiesel atau produk lainnya.
Cari tahu apakah di wilayah Moms ada program daur ulang minyak goreng dan kumpulkan minyak bekas di wadah khusus untuk dibawa ke pusat daur ulang.
Jika tidak ada opsi daur ulang, Moms bisa menyimpan sisa minyak di wadah kedap udara, seperti botol atau kaleng kosong, lalu membuangnya ke tempat sampah umum.
Pastikan minyak sudah dingin sebelum dimasukkan ke dalam wadah agar tidak melelehkan plastik atau membuat kaleng bocor.
Untuk jumlah minyak yang kecil, Moms bisa mencampurkannya dengan bahan penyerap seperti tanah, serbuk kayu, atau tisu, sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Hal ini membantu mengurangi potensi minyak merembes ke saluran air dari tempat pembuangan.
Jika minyak masih bersih dan belum terlalu terkontaminasi, Moms bisa menggunakannya kembali untuk memasak.
Namun, pastikan untuk tidak menggunakan minyak yang sudah dipakai berkali-kali, karena bisa membahayakan kesehatan.
Baca Juga: 4 Langkah Mudah Membersihkan Wastafel Kamar Mandi, Cukup Siapkan Air dan Cuka
Jika jumlah minyaknya sangat kecil dan minyaknya nabati (seperti minyak zaitun atau minyak kelapa), Moms bisa mencampurkannya dengan bahan kompos lainnya.
Minyak dalam jumlah kecil dapat terurai bersama sisa makanan dan bahan organik lainnya.
Membuang sisa minyak di wastafel adalah tindakan yang berbahaya bagi sistem pembuangan rumah tangga, lingkungan, dan bahkan dapat berisiko menyebabkan kebakaran.
Minyak yang dibuang sembarangan dapat menyumbat pipa, menciptakan fatberg di saluran pembuangan, serta mencemari air dan mengganggu ekosistem.
Untuk menghindari dampak negatif tersebut, penting untuk mengelola sisa minyak dengan cara yang lebih aman dan ramah lingkungan, seperti mendaur ulang atau membuangnya di tempat yang sesuai.
Dengan langkah-langkah yang tepat, kita bisa menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah masalah di masa depan.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR