Nakita.id - Banyak yang bertanay apa yang terjaadi jika tidak sanggup bayar cicilan pinjol? Ini penjelasannya.
Pinjaman online atau pinjol telah menjadi solusi cepat bagi banyak orang yang membutuhkan dana segera tanpa proses yang rumit.
Namun, kemudahan ini seringkali membuat seseorang tergoda untuk berutang tanpa memperhitungkan kemampuan bayar di kemudian hari.
Ketika cicilan pinjol tidak bisa dibayar, ada berbagai konsekuensi yang perlu dipahami.
Mengetahui dampak dari tidak mampu membayar pinjol bisa membantu mengelola risiko lebih baik dan memahami hak serta kewajiban sebagai peminjam.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah jawaban apa yang terjadi jika tidak sanggup bayar cicilan pinjol.
Salah satu dampak langsung ketika tidak sanggup membayar cicilan pinjol adalah akumulasi bunga dan denda keterlambatan.
Setiap pinjol biasanya memiliki kebijakan yang berbeda terkait bunga dan denda, tetapi pada umumnya, pinjaman online yang tidak dibayar akan menimbulkan biaya tambahan setiap harinya.
Misalnya, jika pinjaman tersebut memiliki suku bunga harian yang tinggi, maka tagihan akan semakin besar seiring waktu.
Hal ini dapat membuat utang semakin sulit dilunasi, karena jumlah yang harus dibayarkan terus membengkak.
Jika pinjaman dilakukan melalui perusahaan pinjol yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka riwayat kredit Dads akan dilaporkan ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.
Baca Juga: Gagal Bayar Pinjaman, Apakah DC Pinjol Bisa Melacak Keberadaan Kita?
SLIK berfungsi untuk mencatat data kredit setiap individu. Jika Dads tidak mampu melunasi pinjaman atau sering terlambat membayar, data tersebut akan tercatat di SLIK, dan status Dads bisa menjadi "gagal bayar."
Akibatnya, ketika Dads ingin mengajukan pinjaman di lembaga keuangan resmi lain, seperti bank atau lembaga pinjaman terdaftar lainnya, kemungkinan besar pengajuan Dads akan ditolak.
Nama Dads yang sudah terdaftar sebagai peminjam bermasalah akan menjadi catatan buruk yang sulit dihapus dari sistem.
Banyak perusahaan pinjol, baik yang legal maupun ilegal, sering menggunakan jasa penagih utang atau debt collector untuk menagih pinjaman yang jatuh tempo.
Debt collector seringkali akan menelpon atau mengirim pesan secara intensif untuk menagih pembayaran.
Bagi sebagian orang, ini dapat menjadi tekanan psikologis yang besar, karena tidak hanya dihubungi secara terus-menerus, tetapi juga ada risiko penyebaran informasi ke kontak di ponsel Dads, terutama jika pinjol tersebut ilegal.
Pada beberapa kasus, debt collector mungkin akan mencoba menghubungi keluarga atau rekan Dads untuk menagih utang, yang dapat menimbulkan rasa malu dan tekanan sosial.
Meskipun OJK telah melarang tindakan intimidasi oleh debt collector, pinjol ilegal sering kali tidak mengindahkan aturan ini.
Banyak aplikasi pinjol ilegal meminta akses ke kontak, galeri, dan data pribadi lainnya di ponsel pengguna sebagai syarat pengajuan pinjaman.
Jika pinjaman tidak dibayar, pinjol ilegal ini sering menggunakan data pribadi peminjam untuk menekan mereka agar membayar utang.
Bahkan, ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa pinjol ilegal kerap menyebarkan informasi pribadi peminjam ke media sosial atau menghubungi keluarga peminjam dengan cara yang tidak etis.
Baca Juga: Daftar Pinjaman Online dengan DC Lapangan yang Bisa Datang Menagih
Hal ini adalah bentuk pelanggaran privasi yang sangat merugikan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati saat memilih platform pinjol dan memastikan bahwa aplikasi tersebut resmi dan diawasi oleh OJK.
Ketidakmampuan membayar pinjol juga dapat menimbulkan dampak psikologis yang cukup serius.
Perasaan takut, stres, hingga kecemasan yang berlebihan adalah hal yang umum dialami oleh peminjam yang terlilit utang.
Tekanan dari debt collector, denda yang terus bertambah, serta stigma sosial dapat membuat peminjam merasa tertekan.
Pada kasus ekstrem, beberapa individu bahkan mengalami depresi dan gangguan mental akibat beban utang yang terus meningkat.
Beban psikologis ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, produktivitas kerja, hingga hubungan sosial.
Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami kesulitan membayar utang untuk mencari dukungan, baik dari keluarga maupun profesional, untuk mencegah dampak buruk yang lebih dalam.
Dalam beberapa kasus, pihak pinjol mungkin mengambil tindakan hukum untuk menagih utang.
Meski tidak semua pinjol melakukan langkah ini, ada kemungkinan perusahaan pinjol yang resmi akan membawa kasus gagal bayar ke jalur hukum.
Biasanya, langkah hukum dilakukan jika jumlah pinjaman cukup besar dan peminjam dianggap tidak memiliki itikad baik untuk membayar.
Baca Juga: Aplikasi Dana Pinjam Uang Sekarang Sudah Bisa! Bagaimana Caranya?
Meski begitu, perlu diingat bahwa dalam kebanyakan kasus, utang tidak akan langsung membawa Dads ke penjara.
Namun, proses hukum tetap akan memakan waktu, biaya, dan energi, serta berpotensi menimbulkan stres yang lebih besar.
Tidak mampu membayar cicilan pinjol memang bisa menimbulkan banyak dampak negatif, baik secara finansial, psikologis, maupun sosial.
Penting bagi setiap individu untuk memahami risiko dan konsekuensi dari utang pinjol sebelum memutuskan untuk mengambilnya.
Jika sudah terlilit utang, segera ambil langkah untuk menanganinya dengan mencari bantuan atau melakukan negosiasi.
Pengelolaan keuangan yang baik dan sikap bijak dalam mengambil utang adalah kunci untuk terhindar dari jeratan pinjol yang dapat merugikan.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR