Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya akibat kekurangan gizi kronis.
Masalah ini menjadi perhatian global karena dampaknya terhadap perkembangan fisik, kognitif, dan kesehatan anak di masa depan.
Namun, apakah stunting selalu disebabkan oleh orang tua?
Mari kita bahas berbagai faktor yang dapat memengaruhi terjadinya stunting, mengutip dari berbagai sumber.
Kesehatan ibu selama kehamilan adalah salah satu penentu utama pertumbuhan anak.
Kekurangan gizi pada ibu hamil, terutama zat seperti zat besi, asam folat, kalsium, dan protein, dapat menghambat pertumbuhan janin.
Jika ibu hamil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) meningkat, yang menjadi salah satu faktor awal stunting.
Setelah lahir, pola makan anak memainkan peran besar.
Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama atau memiliki pola makan yang buruk setelah masa MPASI (Makanan Pendamping ASI) lebih berisiko mengalami stunting.
Kekurangan zat penting seperti protein, vitamin A, dan zat besi dapat menghambat pertumbuhan anak.
Pola asuh yang kurang optimal, seperti kurangnya pengetahuan orang tua tentang kebutuhan nutrisi anak, dapat menjadi salah satu penyebab stunting.
Baca Juga: Adakah Vitamin yang Bisa Mencegah Stunting? Ini Penjelasannya
Namun, penting untuk memahami bahwa faktor ini tidak selalu disebabkan oleh ketidaksengajaan orang tua.
Faktor ekonomi dan keterbatasan akses ke makanan bergizi sering menjadi kendala utama.
Lingkungan yang tidak higienis, seperti kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi yang buruk, dapat menyebabkan anak rentan terhadap infeksi.
Penyakit seperti diare berulang atau infeksi cacing dapat menghambat penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan anak.
Meskipun jarang, faktor genetik juga dapat berperan dalam menentukan tinggi badan anak.
Namun, stunting yang disebabkan oleh genetik berbeda dengan stunting akibat kekurangan gizi.
Dalam kasus genetik, anak tetap memiliki pertumbuhan otak yang optimal jika mendapatkan nutrisi yang cukup.
Kemiskinan sering kali menjadi akar dari berbagai penyebab stunting.
Keterbatasan ekonomi membuat keluarga sulit menyediakan makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai.
Situasi ini bukan semata-mata tanggung jawab orang tua, melainkan membutuhkan intervensi dari masyarakat dan pemerintah.
Tidak. Stunting adalah masalah multidimensi yang melibatkan berbagai faktor.
Baca Juga: Pencegahan Stunting pada Anak SMA: Persiapan untuk Generasi yang Lebih Sehat
Orang tua memang memegang peran penting dalam pengasuhan dan pemberian gizi, tetapi kondisi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kemiskinan, kebijakan kesehatan, hingga infrastruktur lingkungan.
1. Edukasi Gizi: Meningkatkan pengetahuan calon orang tua tentang pentingnya gizi selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak.
2. Perbaikan Sanitasi: Meningkatkan akses ke air bersih dan sanitasi untuk mencegah infeksi.
3. Program Bantuan: Pemerintah perlu menyediakan program bantuan pangan bergizi bagi keluarga kurang mampu.
4. Cek Kesehatan Rutin: Anak harus mendapatkan imunisasi lengkap dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
5. Keterlibatan Semua Pihak: Pencegahan stunting memerlukan kerja sama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Stunting tidak selalu disebabkan oleh orang tua.
Banyak faktor eksternal yang berkontribusi terhadap kondisi ini, termasuk akses ke gizi, sanitasi, dan layanan kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik untuk mencegah stunting dan memastikan anak-anak tumbuh dengan optimal.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR