Dilaksanakan pada (16/2), Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus sukses digelar dalam 3 sesi dari pukul 9 pagi hingga 6 sore. Pertujukkan Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus mengangkat dua kisah cerita rakyat yang diangkat di Playground of Nusa Nipa, yakni Ora, The Last Kingdom of Dragon dan Wae Wula the Hunt dengan berbahasa Inggris oleh murid-murid dari jenjang Prasekolah hingga SMA, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus (baik itu penampil dalam pementasan dan juga tim kru belakang layar).
Pementasan teater musikal Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus juga merepresentasikan kekuatan inklusivitas di Sekolah Cikal Lebak Bulus dengan mengakomodasi penampilan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Windy Hastasasi, Executive Principal Sekolah Cikal Lebak Bulus mengungkapkan bahwa melalui pagelaran yang dipenuhi dengan kisah cerita rakyat yang penuh dengan seni dan budaya, para murid akan dapat lebih memahami satu sama lain serta budayanya dengan lebih baik.
“Playground of Nusa Nipa dipenuhi oleh kisah rakyat yang kaya akan tradisi, budaya dan seni. Dari sinilah, kita semua meyakini bahwa melalui kisah cerita rakyat yang ditampilkan oleh anak-anak akan menumbuhkan pemahaman mereka lebih dalam dan lebih dekat dengan budaya. Anak-anak juga dapat memperkaya konteks pembelajarannya dan memaknai arti keberagaman seni, budaya dan tradisi di setiap langkah mereka.” ujarnya dalam sambutan.
Pagelaran Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus pun sukses dihadiri dan diapresiasi oleh banyak tokoh publik, antara lain Yoris Sebastian, Tarra Budiman dan Gya Sadiqah, Ananda Omesh dan Dian Ayu Lestari, Nucha Bachri dan Ario Pratomo, Mona Ratuliu dan Indra Brasco, Syahnaz Sadiqah dan Ritchie Ismail, Abdel Achrian, Jajang C. Noer, Venna Melinda, Tya Ariestya, Ayu Dewi, Wendy Armoko, Yenny Wahid dan Shinta Nuriyah Wahid, Chicco Jerikho dan Putri Marino, Rio Dewanto dan Atiqoh Hasiholan, dan lainnya.
Di setiap tahunnya, Playground of Cikal melanjutkan komitmennya untuk mencapai cita-cita Cikal yakni warga dunia yang berdaya untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berkelanjutan dan damai (Empowering Members of Just, Sustainable and Peaceful Global Society). Di tahun ini, melalui Playground of Nusa NIpa Sekolah Cikal berkomitmen untuk melakukan perbaikan infrastruktur pendidikan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan di Ende, Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan pengumpulan donasi dan rangkaian kegiatan lelang karya-karya murid Cikal (Auction), berbagai kegiatan Road to Playground serta pembelian pernak-pernik Playground of Nusa Nipa 2025 yang dibuat oleh para murid. Sekolah Cikal akan menyalurkan dana pengembangan infrastruktur sekolah melalui kitabisa.com sebagai partner penyaluran donasi pilihan Cikal dengan detail penyesuaian kebutuhan dari masing-masing.
Tari Sandjojo, M.Psi, Psikolog, Head of School Cikal mengungkapkan bahwa sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat Cikal berupaya untuk menggerakkan aksi pemberdayaan masyarakat mengacu pada salah satu cita cikal dalam Kompetensi 5 Bintang Cikal yakni Warga Dunia yang Berdaya Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadilan, Berkelanjutan dan Damai (Empowering member of just, sustainable and peaceful global society).
Mengacu pada pilar dan visi tersebut Cikal pun pada tahun ini kembali menggerakkan aksi donasi untuk pengembangan dan perbaikan sekolah di Ende, Nusa Tenggara Timur.
“Cikal ingin menumbuhkan semangat pada anak-anak sejak dini untuk kelak dapat membangun kontribusi dan menciptakan pemberdayaan yang bermakna serta penuh kebermanfaatan terhadap sesama manusia. Cikal berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar untuk menjadi perantara dari aksi penggalangan dana Cikal untuk pengembangan pendidikan di Ende, NTT.” ungkapnya.
SD Inpres Belanggo, Ende, NTT merupakan sekolah yang terpilih untuk mendapatkan dukungan pengembangan pendidikan, baik dari pembelajaran dan fasilitas dari Sekolah Cikal. Maria Magdalena Tea,S.Pd.SD, Pengawas SD Inpres Belanggo, berbagi cerita bahwa mengingat lokasi SD Inpress Belanggo yang dibangun sejak 1990 terletak di daerah terpencil, maka sekolah ini masih belum mendapatkan akses pembelajaran dan fasilitas yang memadai bagi murid dan guru untuk belajar-mengajar.
“Terkait dengan sekolah dampingan saya SDI Belanggo yang terletak di daerah terpencil desa Likanaka kecamatan Wolowaru kabupaten Ende. Selama 34 tahun sekolah ini belum banyak sentuhan dan tantangan yang paling utama adalah topografi. Di sini, sarana prasarana, tenaga GTK yang kurang memadai. Ruang kelas rusak parah, keterbatasan toilet, sekolah tidak memiliki tempat dan pagar sekolah. Tidak memiliki ruang guru dan perpustakaan. Situasi ini membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman dan aman dan satuan pendidikan menjadi tidak percaya diri.” ceritanya.
SMAN Pulau Ende, NTT merupakan sekolah kedua yang terpilih untuk mendapatkan dukungan pengembangan pendidikan, baik dari pembelajaran dan fasilitas dari Sekolah Cikal. Akses sekolah menuju SMAN Pulau Ende tergolong sulit yakni dari kota melewati laut selama satu jam dengan menggunakan sampan tradisional.
Baca Juga: 4 Cara Ayah Berperan Sama dalam Membantu Anak Berprestasi di Sekolah
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR