Nakita.id - Sekolah Cikal kembali menghadirkan pertunjukkan teater musikal sebagai selebrasi pembelajaran murid dari jenjang Prasekolah, TK, SD, SMP dan SMA Cikal dengan total lebih dari 2000 murid pada 14-16 Februari 2025 di Ciputra Artpreneur Jakarta dan juga akan dilaksanakan pada 22 Februari di Ciputra Hall, Surabaya serta Bandung di Dago Tea House.
Pada tahun 2025 ini, Sekolah Cikal mengangkat tajuk “Playground of Nusa Nipa” yang merujuk pada Budaya, Tradisi dan Seni dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemilihan nama “Nusa Nipa” terinspirasi dari penyebutan istilah pulau flores yang di tradisi lisan su Sika (bagian dari komunitas adat yang berada di Kabupaten Sikka, Flores Timur, NTT) yang bermakna Dragon Island atau Snake Island.
Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal tahun 2025 mengangkat dua kisah cerita rakyat yakni Ora: Kerajaan Komodo Terakhir dan Wae Wula: Perburuan. Pertujukkan yang dibawakan oleh murid-murid Sekolah Cikal menyampaikan sebuah pesan penting tentang menjaga harmoni antara alam dan sesama makhluk hidup serta menghormati budaya serta tradisi.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, seluruh produksi Teater Musikal Playground of Nusa Nipa, baik dari Script, Musik, Dekorasi dan talent digerakkan dan diperankan oleh murid. Simak penjelasan lengkapnya dari Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal 2025 berikut!
Playground of Nusa Nipa, yang mengangkat dua kisah cerita rakyat, yakni Ora: Kerajaan Komodo Terakhir dan Wae Wula: Perburuan, sukses dibawakan oleh para murid dari jenjang Prasekolah hingga SMA dengan apik.
Ora, Kerajaan Komodo Terakhir adalah sebuah kisah tentang keberanian, persahabatan, dan pentingnya menjaga alam dan budaya. Kisah ini menunjukkan bagaimana anak-anak dapat berperan dan berdaya untuk menjaga apa yang mereka yakini di masa lalu untuk masa depan.
Wae Wula: Perburuan menekankan pada pentingnya menghadapi risiko dan keluar dari zona nyaman untuk mencapai kedewasaan. Kisah ini juga menekankan pada pentingnya menghormati tradisi dan budaya dari leluhur serta menjaga keharmonisan alam. Kedua cerita yang mengangkat pesan pentingnya menjaga keseimbangan alam untuk sesama makhluk hidup dan menghormati tradisi serta budaya yang ada di bumi NTT berpadu dengan baik bersama musik, tarian, suasana, visual serta properti karya para murid.
Dalam sambutannya, Tari Sandjojo, M.Psi, Psikolog, Head of School Sekolah Cikal mengungkapkan bahwa kisah-kisah yang diangkat bukan hanya sekadar cerita rakyat semata yang dibawakan oleh anak-anak, melainkan juga sebuah pengingat tegas akan pentingnya setiap dari manusia turut aktif menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Tari juga menegaskan bahwa Playground of Nusa Nipa berhasil menjadi sebuah representasi kepedulian dan ajakan dari para murid untuk lebih menghargai hubungan kita dengan alam dan sesama makhluk.
“Tahun ini, kita mengeksplorasi budaya dari Nusa Tenggara Timur, sebuah wilayah yang kaya akan tradisi dan kearifan lokal, dan terkenal dengan komodonya. Murid-murid Sekolah Cikal membawakan dua kisah yang sejatinya bukan sekadar dongeng, tetapi juga pengingat bagi kita semua sebagai makhluk hidup bahwa harmoni antara manusia dan alam harus terus dijaga.” ujarnya.
Ia pun menyampaikan harapan bahwa melalui Playground of Nusa Nipa yang dipersiapkan oleh Prasekolah hingga SMA dengan penuh kreativitas dan kerja keras, pesan yang ditekankan akan dapat menginspirasi semua pihak.
Baca Juga: Cara Mengajar Anak SD Agar Lebih Cepat Mengerti, Ini yang Bisa Moms Lakukan
“Kami berharap Playground of Nusa Nipa yang dilahirkan dari kerja keras dan kreativitas murid-murid tahun ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih menghargai hubungan kita dengan alam dan dengan sesama.” ungkapnya.
Dilaksanakan pada (14/2), Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Amri Setu digelar dengan mengangkat sub judul pementasan “Neka Behas Neho Kena” yang berasal dari peribahasa Manggarai dan bermakna jangan sampai kita terpisah dari alam seperti pagar yang runtuh.
Pementasan bercerita tentang Gerong dan Ora, dua saudara yang hidup di dua dunia berbeda, manusia dan alam liar. Pementasan yang berdurasi 2 jam ini sukses juga menyampaikan pesan inklusivitas karena diikuti oleh murid SD-SMA termasuk para murid dengan berkebutuhan khusus.
Izza Dinillah, M, Ed. Executive Principal Sekolah Cikal Amri Setu mengungkapkan bahwa setiap elemen dari pertunjukkan yang digelar di Sekolah Cikal Amri Setu merupakan hasil dari kerja sama, komitmen, dan kreativitas dari para murid dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
“Setiap elemen dalam pertunjukan ini adalah hasil dari kerja sama luar biasa antara murid-murid dari berbagai jenjang—SD, SMP, dan SMA serta dukungan dari para Cikal Team Member dan keluarga. Proses ini mengajarkan mereka tentang tanggung jawab, keberanian, dan tentu saja, pentingnya bekerja bersama sebagai satu komunitas.” tuturnya.
Pementasan para murid Sekolah Cikal Amri Setu yang menyampaikan pesan besar menjaga harmoni antara alam dan makhluk hidup agar tetap lestari juga mendapatkan apresiasi dari banyak tokoh publik antara lain, Praz Teguh, Bayu Oktara, Okan Kornelius, dan Nova Eliza karena menekankan pada pesan untuk menjaga kerukunan, perdamaian, dan persatuan.
Salah satu orang tua murid Sekolah Cikal Amri Setu, Adisti Primanda, mengungkapkan apresiasinya terhadap penampilan para murid di Playground of Nusa Nipa yang luar bisa memukau karena setiap aspek pertujukkan berhasil menyampaikan pesan utama Playground of Nusa Nipa.
“Saya sungguh sangat mengapresiasi Sekolah Cikal yang dapat berhasil membuat Playground of Nusa Nipa. Sepanjang acara dibuat terkagum-kagum dengan performance sama penampilan anak-anak. Tidak terbayang bagaimana persiapan mereka sampai sedetail itu. Benar-benar bagus, plus ini semua live, no dubbing-dubbing.” tulisnya melalui sosial media.
Dilaksanakan pada (15/2), Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Serpong sukses digelar dalam 3 sesi dari pukul 9 pagi hingga 6 sore dengan mengangkat dua kisah cerita rakyat yang diangkat di Playground of Nusa Nipa, yakni Ora, The Last Kingdom of Dragon dan Wae Wula the Hunt. Tahun ini, pagelaran ditampilkan oleh murid dari jenjang prasekolah, TK, SD, SMP dan SMA, termasuk para murid dengan kebutuuhan khusus. Semua murid memegang peran yang siginifikan dan inklusif, baik dari produksi dan non-produks Rosmayanti Mutiara Ichsan, Executive Principal Sekolah Cikal Serpong, mengungkapkan bahwa Playground of Nusa Nipa tahun ini merupakan bukti nyata selebrasi pembelajaran dari para murid yang mendalami seni, budaya, dan tradisi Indonesia.
“Acara Playground of Nusa Nipa adalah bukti nyata dan selebrasi dari pembelajaran murid-murid kita, yang juga melibatkan seluruh anggota komunitas Cikal (Cikal Team Member, orang tua, dan alumni). Kami bangga melihat kolaborasi yang terjadi, baik di atas panggung maupun di balik panggung; kolaborasi antar murid dari jenjang berbeda, antar murid dan guru, dan antar Cikal Team Member.” ungkapnya.
Pementasan teater musikal Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Serpong juga mendapatkan apresiasi dari banyak tokoh publik, antara lain Milly Shafiq, Rama Michael, Sharena dan Ryan Delon, Nirasha Darusman, dan lainnya.
Baca Juga: Tips Belajar Efektif di Rumah untuk Mencapai Nilai Akademis Terbaik, Yuk Simak!
Dilaksanakan pada (16/2), Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus sukses digelar dalam 3 sesi dari pukul 9 pagi hingga 6 sore. Pertujukkan Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus mengangkat dua kisah cerita rakyat yang diangkat di Playground of Nusa Nipa, yakni Ora, The Last Kingdom of Dragon dan Wae Wula the Hunt dengan berbahasa Inggris oleh murid-murid dari jenjang Prasekolah hingga SMA, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus (baik itu penampil dalam pementasan dan juga tim kru belakang layar).
Pementasan teater musikal Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus juga merepresentasikan kekuatan inklusivitas di Sekolah Cikal Lebak Bulus dengan mengakomodasi penampilan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Windy Hastasasi, Executive Principal Sekolah Cikal Lebak Bulus mengungkapkan bahwa melalui pagelaran yang dipenuhi dengan kisah cerita rakyat yang penuh dengan seni dan budaya, para murid akan dapat lebih memahami satu sama lain serta budayanya dengan lebih baik.
“Playground of Nusa Nipa dipenuhi oleh kisah rakyat yang kaya akan tradisi, budaya dan seni. Dari sinilah, kita semua meyakini bahwa melalui kisah cerita rakyat yang ditampilkan oleh anak-anak akan menumbuhkan pemahaman mereka lebih dalam dan lebih dekat dengan budaya. Anak-anak juga dapat memperkaya konteks pembelajarannya dan memaknai arti keberagaman seni, budaya dan tradisi di setiap langkah mereka.” ujarnya dalam sambutan.
Pagelaran Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Lebak Bulus pun sukses dihadiri dan diapresiasi oleh banyak tokoh publik, antara lain Yoris Sebastian, Tarra Budiman dan Gya Sadiqah, Ananda Omesh dan Dian Ayu Lestari, Nucha Bachri dan Ario Pratomo, Mona Ratuliu dan Indra Brasco, Syahnaz Sadiqah dan Ritchie Ismail, Abdel Achrian, Jajang C. Noer, Venna Melinda, Tya Ariestya, Ayu Dewi, Wendy Armoko, Yenny Wahid dan Shinta Nuriyah Wahid, Chicco Jerikho dan Putri Marino, Rio Dewanto dan Atiqoh Hasiholan, dan lainnya.
Di setiap tahunnya, Playground of Cikal melanjutkan komitmennya untuk mencapai cita-cita Cikal yakni warga dunia yang berdaya untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berkelanjutan dan damai (Empowering Members of Just, Sustainable and Peaceful Global Society). Di tahun ini, melalui Playground of Nusa NIpa Sekolah Cikal berkomitmen untuk melakukan perbaikan infrastruktur pendidikan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan di Ende, Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan pengumpulan donasi dan rangkaian kegiatan lelang karya-karya murid Cikal (Auction), berbagai kegiatan Road to Playground serta pembelian pernak-pernik Playground of Nusa Nipa 2025 yang dibuat oleh para murid. Sekolah Cikal akan menyalurkan dana pengembangan infrastruktur sekolah melalui kitabisa.com sebagai partner penyaluran donasi pilihan Cikal dengan detail penyesuaian kebutuhan dari masing-masing.
Tari Sandjojo, M.Psi, Psikolog, Head of School Cikal mengungkapkan bahwa sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat Cikal berupaya untuk menggerakkan aksi pemberdayaan masyarakat mengacu pada salah satu cita cikal dalam Kompetensi 5 Bintang Cikal yakni Warga Dunia yang Berdaya Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadilan, Berkelanjutan dan Damai (Empowering member of just, sustainable and peaceful global society).
Mengacu pada pilar dan visi tersebut Cikal pun pada tahun ini kembali menggerakkan aksi donasi untuk pengembangan dan perbaikan sekolah di Ende, Nusa Tenggara Timur.
“Cikal ingin menumbuhkan semangat pada anak-anak sejak dini untuk kelak dapat membangun kontribusi dan menciptakan pemberdayaan yang bermakna serta penuh kebermanfaatan terhadap sesama manusia. Cikal berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar untuk menjadi perantara dari aksi penggalangan dana Cikal untuk pengembangan pendidikan di Ende, NTT.” ungkapnya.
SD Inpres Belanggo, Ende, NTT merupakan sekolah yang terpilih untuk mendapatkan dukungan pengembangan pendidikan, baik dari pembelajaran dan fasilitas dari Sekolah Cikal. Maria Magdalena Tea,S.Pd.SD, Pengawas SD Inpres Belanggo, berbagi cerita bahwa mengingat lokasi SD Inpress Belanggo yang dibangun sejak 1990 terletak di daerah terpencil, maka sekolah ini masih belum mendapatkan akses pembelajaran dan fasilitas yang memadai bagi murid dan guru untuk belajar-mengajar.
“Terkait dengan sekolah dampingan saya SDI Belanggo yang terletak di daerah terpencil desa Likanaka kecamatan Wolowaru kabupaten Ende. Selama 34 tahun sekolah ini belum banyak sentuhan dan tantangan yang paling utama adalah topografi. Di sini, sarana prasarana, tenaga GTK yang kurang memadai. Ruang kelas rusak parah, keterbatasan toilet, sekolah tidak memiliki tempat dan pagar sekolah. Tidak memiliki ruang guru dan perpustakaan. Situasi ini membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman dan aman dan satuan pendidikan menjadi tidak percaya diri.” ceritanya.
SMAN Pulau Ende, NTT merupakan sekolah kedua yang terpilih untuk mendapatkan dukungan pengembangan pendidikan, baik dari pembelajaran dan fasilitas dari Sekolah Cikal. Akses sekolah menuju SMAN Pulau Ende tergolong sulit yakni dari kota melewati laut selama satu jam dengan menggunakan sampan tradisional.
Baca Juga: 4 Cara Ayah Berperan Sama dalam Membantu Anak Berprestasi di Sekolah
Hifni Djafar, pendidik mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, mengungkapkan bahwa SMAN Pulau Ende menghadapi banyak tantangan untuk optimalisasi pembelajaran, antara lain, keterbatasan jaringan internet, sumber penunjang pembelajaran, sarana kelas, serta area terbuka untuk pembelajaran anak di luar kelas.
“Tantangan belajar mengajar di sekolah (yang kami rasakan adalah) saat kami mengakses internet biasanya jaringan kadang masuk / baik juga kadang tidak sehingga sangat berpengaruh sekali proses efektifitas belajar mengajar. Adap keterbatasan sumber belajar jaringan internet sangat baik / kurang stabil. Dari sisi bangunan ada dua ruang kelas yang berdinding tripleks yang tidak layak serta lapangan tempat upacara yang tidak memberikan kenyamanan untuk murid berolahraga.” ujarnya.
Oleh karena itu, beberapa kebutuhan yang diharapkan dapat diperbaharui adalah
1. Menghadirkan pelatihan guru untuk pembelajaran berbasis digital
2. Pembuatan dan perbaikan sarana kelas untuk belajar anak-anak
3. Pembuatan ruang guru
4. Perbaikan lapangan olahraga dan upacara
5. Penunjang pembelajaran
6. Ruang kesehatan atau UKS bagi anak-anak
Wilfridus Kado, pendidik mata pelajaran Produktif Pertanian SMKN 7 Ende, membagikan cerita bahwa di SMKN 7 Ende sarana dan prasarana belajar di kelas terbatas sekali sehingga proses belajar tidak optimal bagi anak-anak.
“Tantangan yang kami rasakan adalah belum bisa mengoptimalkan pembelajaran di kelas karena keterbatasan sarana dan prasana yang menunjang proses pembelajaran di Kelas. Salah satunya adalah dari sisi bangunan sendiri tidak bisa digunakan.” jelasnya.
Baca Juga: Cara Ampuh Meningkatkan Daya Ingat Anak Supaya Si Kecil Tumbuh Cerdas dan Berprestasi
Pada tahun ini pula, Sekolah Cikal juga kembali berhasil memberikan ruang bagi para murid menciptakan lagu-lagu Theme Song yang mengabadikan kekayaan seni, budaya dan tradisi Flores.
Tahun ini, murid-murid dan guru dari Sekolah Cikal berkolaborasi merilis 5 lagu resmi Playground of Nusa Nipa.
5 lagu ini diciptakan dan dinyanyikan oleh para murid dan bahkan para guru Cikal dari berbagai kampus Cikal, baik itu Sekolah Cikal Amri Setu, Sekolah Cikal Bandung, Sekolah Cikal Lebak Bulus, Sekolah Cikal Surabaya, dan Sekolah Cikal Serpong.
5 Lagu tersebut antara lain sebagai berikut:
Lagu ini mencerminkan semangat murid dalam mengeksplorasi dunia belajar dengan penuh rasa ingin tahu dan keberanian. Dengarkan sekarang di bit.ly/POPASONGCIKALLB
Lagu ini membawa pesan mendalam tentang semangat belajar, keberanian, dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan. Dengarkan bit.ly/POPASONGCIKALSRP
Neka Nepo Nusa Nipa yang berarti Jangan Lekang Nusa Nipa dirilis Sekolah Cikal Surabaya dengan tujuan mengajak masyarakat untuk menghargai, melestarikan, dan membanggakan budaya Flores. Dengarkan melalui bit.ly/POPASONGCIKALSBY
Saling Jaga membawa pesan mendalam tentang kebersamaan, kepedulian, dan pentingnya menjaga satu sama lain dalam harmoni.
Terinspirasi dari budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Flores, lagu ini mengajak setiap pendengar untuk lebih menghargai hubungan dengan sesama, alam, dan warisan budaya yang kaya. Dengar dan nyanyikan Saling Jaga di link berikut bit.ly/POPASONGCIKALAS
Lagu Flores Molas Keta yang diproduksi oleh Sekolah Cikal Bandung adalah ungkapan kekaguman akan keindahan budaya dan alam Pulau Flores.
Lagu ini mengajak pendengar untuk menjelajahi kekayaan Flores, mulai dari flora dan fauna yang unik, tari tradisional yang mempesona, makanan khas yang lezat, hingga cerita rakyat Flores yang turun temurun, Ora Komodo. Dengarkan melalui bit.ly/POPASONGCIKALBDG
Baca Juga: 10 Cara Membuat Anak Lebih Fokus Belajar Demi Raih Keberhasilan Pendidikan
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR