Kualitas susu yang dikonsumsi sangat tergantung pada bahan baku utamanya, yakni susu segar. FFI memprioritaskan kualitas berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan karena itu menjalin kemitraan erat dengan peternak sapi perah lokal demi menjamin pasokan susu berkualitas.
Untuk mendukung hal tersebut, FFI aktif meningkatkan produktivitas peternak lokal melalui Dairy Development Program (DD) yang telah dijalankan lebih dari tiga dekade. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan produksi susu segar lokal melalui kemitraan dengan koperasi peternak.
“FFI mengadopsi semangat dari induk perusahaan FrieslandCampina untuk tumbuh bersama peternak. Membantu para peternak sapi perah lokal untuk memproduksi susu segar lebih banyak dalam kualitas yang sangat baik menjadi fokus kami. FFI telah menjalankan Program Dairy Development (DD) lebih dari 30 tahun lalu dengan misi meningkatkan produksi susu sapi segar berkualitas melalui kemitraannya dengan koperasi,” tambah Andrew.
Program DD juga mendorong praktik peternakan yang baik (Good Dairy Farming Practices/GDFP) serta mendukung kesejahteraan peternak lokal. FFI juga menyelenggarakan Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk membekali peternak muda dengan keterampilan dan tata kelola peternakan yang modern dan berkelanjutan.
Upaya FFI mendapat apresiasi dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia. Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian, Widiastuti, S.E., M.Si. mengajak mahasiswa khususnya dari bidang peternakan untuk berkontribusi dalam upaya swasembada susu dan daging nasional. Ia menekankan pentingnya nutrisi sejak dini agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas dan bebas stunting.
“Susu bukanlah barang mewah, tapi seharusnya menjadi bagian dari menu harian di setiap rumah. Dengan mendorong inovasi produk susu, memperkuat peternak lokal, dan menjalin kerja sama dengan industri, kita bisa menjadikan susu sebagai pilar ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
“Anak-anak muda juga harus berani menjadikan dunia peternakan sebagai ladang usaha yang menjanjikan, dengan pendekatan teknologi dan profesionalisme tinggi. Ini semua adalah bagian dari ekosistem besar untuk mewujudkan kemandirian pangan kita.”
Dukungan juga datang dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M. Si. menekankan bahwa susu memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan kecerdasan, terutama untuk anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
“Namun konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah, bahkan terendah di Asia Tenggara. Untuk itu, kami mendorong peningkatan produksi susu dalam negeri agar kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi secara mandiri. Pemerintah menargetkan swasembada susu nasional pada 2029 melalui penambahan satu juta ekor sapi perah, modernisasi peternakan, dan kemitraan antara industri dan peternak. Ini adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional dalam RPJMN, yang akan membuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat aktif membangun ketahanan pangan bangsa,” jelasnya.
Baca Juga: Adakah Susu Khusus yang Harus Dikonsumsi Anak Stunting untuk Tumbuh Kembangnya?
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR