Nakita.id - Pernahkah Moms menghitung berapa jam dalam sehari dihabiskan untuk menatap layar? Mulai dari membuka media sosial, menonton video pendek, hingga sekadar menggulir komentar tanpa arah, semua aktivitas ini terlihat sepele.
Namun, perlahan-lahan dapat melemahkan kemampuan otak dalam fokus, berpikir kritis, dan mengingat informasi.
Fenomena ini dikenal sebagai brain rot atau pembusukan otak, sebuah istilah yang bahkan dinobatkan sebagai Word of the Year 2024 oleh Oxford English Dictionary.
Brain rot menggambarkan penurunan fungsi kognitif akibat konsumsi konten digital yang berlebihan dan kurang berkualitas.
Tidak hanya dialami oleh Gen Z atau Gen Alpha yang tumbuh bersama gawai, kondisi ini juga bisa menyerang orang dewasa yang terlalu sering terpaku pada layar.
Untuk mengatasi hal ini, salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah digital detox seperti membaca buku, bermain board game, atau melakukan berbagai aktivitas menyenangkan bersama keluarga di rumah.
Mengutip laman Pusat Kesehatan Jiwa Nasional atau Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM), Psikolog Artika Mulyaning Tyas, S.Psi., M.Psi menyampaikan pentingnya mengelola waktu dan cara kita menggunakan media sosial.
“Untuk mencegah dampak negatif brain rot, kita perlu bijak menggunakan media sosial. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah membatasi waktu penggunaan, memilih konten berkualitas, melatih daya pikir kritis lewat membaca atau berdiskusi, serta meningkatkan interaksi sosial secara langsung,” jelasnya.
Nah, libur sekolah dan cuti bersama di bulan Juni ini bisa menjadi momentum yang ideal untuk mulai membentuk kebiasaan baru guna melindungi otak dari paparan konten digital berlebih. Berikut lima tips yang dapat membantu mencegah brain rot:
1. Batasi Waktu Bermain Media Sosial Maksimal 1,5 Jam Sehari
Bermain media sosial memang menyenangkan, tetapi jika dilakukan tanpa kendali, bisa berdampak buruk pada otak.
Artika menyarankan untuk membatasi penggunaannya tidak lebih dari 1–1,5 jam per hari. Moms bisa memanfaatkan fitur pengingat waktu di ponsel untuk membantu mengatur durasi.
“Kita perlu bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terjebak dalam konsumsi konten yang merusak kemampuan berpikir,” ujarnya.
2. Konsumsi Konten yang Berkualitas
Cobalah memilih konten edukatif yang bermanfaat. Misalnya, membaca artikel dari sumber terpercaya, mendengarkan podcast informatif, menonton dokumenter, atau mengikuti forum diskusi yang meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kritis.
3. Isi Waktu dengan Aktivitas Offline yang Menstimulasi Otak
Detoks digital bukan hanya soal menjauhkan diri dari layar gadget, tetapi juga tentang bagaimana kita mengisi waktu dengan kegiatan yang merangsang otak dan meningkatkan interaksi sosial.
Liburan sekolah dan cuti bersama di bulan Juni ini bisa jadi momen tepat untuk melakukan hal tersebut.
Daripada terus terpaku pada layar, cobalah mengisi waktu dengan berbagai aktivitas yang lebih produktif.
Berdasarkan penelusuran di platform belanja online seperti Blibli, tersedia beragam produk yang bisa mendukung stimulasi otak dan perkembangan motorik.
Mulai dari buku bacaan untuk anak dan dewasa, board game, puzzle, kartu Trading Card yang memicu imajinasi dan strategi, mainan edukatif, hingga perlengkapan journaling yang membantu mengatur pikiran.
Menariknya, Blibli menghadirkan program Belanja Mainan dan Buku Berkualitas Pasti Untung (BUBU) yang menawarkan berbagai keuntungan seperti cashback, diskon, hingga voucher menarik.
Baca Juga: Pentingnya Menyiapkan Mental sebelum Jadi Orangtua, Demi Ketenangan dan Kesiapan Emosional
Moms bisa menemukan produk dari berbagai toko resmi, seperti Mizan, Periplus, Gramedia, serta brand mainan ternama seperti LEGO untuk permainan kreatif dan BNS Hype untuk koleksi hobi kekinian.
Ada juga Pokemon Trading Card yang cocok untuk melatih daya ingat dan kemampuan berpikir strategis.
Blibli juga memanjakan penggunanya dengan fasilitas gratis ongkir dan berbagai pilihan pembayaran, termasuk fitur Buy Now Pay Later (BNPL) seperti Blibli Tiket PayLater.
Setiap transaksi pun akan mendapatkan poin Blibli Tiket Rewards yang bisa digunakan untuk potongan belanja berikutnya di ekosistem Blibli Tiket.
4. Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Salah satu efek negatif dari paparan layar berlebihan adalah terganggunya kualitas tidur. Padahal, tidur malam yang cukup (7–8 jam) sangat penting untuk menjaga fungsi otak, mengolah informasi, serta mengatur emosi.
Kurangi paparan layar biru, terutama menjelang waktu tidur, agar tubuh dan pikiran bisa beristirahat secara optimal.
5. Terapkan Teknik Pomodoro dan Mulai Journaling
Jika pekerjaan atau belajar mengharuskanmu berada di depan layar, cobalah teknik Pomodoro: bekerja fokus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Metode ini terbukti meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga otak tetap segar.
Gunakan waktu istirahat tersebut untuk menulis jurnal. Aktivitas journaling tak hanya menyenangkan, tapi juga membantu menuangkan pikiran dan meredakan stres. Saatnya memulai langkah kecil menuju perubahan besar.
Jadikan detoks digital sebagai kebiasaan rutin untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidupmu.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Rasa Takut Jelang Operasi Caesar, Siapkan Mental dan Emosi
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR