Nakita.id - Orangtua harus mengedepankan sikap netral agar mampu berpikir logis.
"Bukankah fokus perhatian orangtua adalah pada bagaimana mengubah perilaku anak menjadi positif?
Moms harus menanamkan pemahaman bahwa si batita adalah anak normal, hanya saja memiliki karakter yang menimbulkan kesulitan.
Bantulah anak mengembangkan aspek positif dari karakternya, bukan aspek negatifnya."
BACA JUGA : Tak Hanya Karakter Lucu, Anak Bisa Mendapatkan Nilai Moral Melalui Film Animasi
Anak dengan aktivitas sangat tinggi
Anak-anak seperti ini tidak mau diam, cenderung "liar" dan mudah kehilangan kendali.
Positifnya, jika mereka bisa belajar menyalurkan energinya kelak mereka bisa tumbuh sebagai orang dewasa yang energik dan produktif.
Cara menangani, beri mereka kesempatan bermain di luar rumah untuk membakar habis energinya.
Tapi beri batasan khusus demi keamanan.
Bila tingkah lakunya memanas dan memuncak, tarik anak dan katakan, "Kamu terlalu kasar.
Jika tidak bisa tenang, ayah tidak izinkan main ini."
Jika tingkah laku anak terus memuncak, berikan periode istirahat.
BACA JUGA :Sejauh Apa Peran Ayah Dalam Pembentukan Karakter Anak? Ini Jawabannya
Anak yang mudah teralihkan perhatiannya
Di usia batita, anak memang belum bisa lama berkonsentrasi.
Namun, tidak benar juga jika si kecil cepat sekali beralih perhatiannya dalam hitungan detik, sehingga tidak mampu mendengar atau memberi perhatian pada orangtua, pengasuh, atau teman.
Efek positifnya anak seperti ini, dengan bantuan dan dukungan, kelak bisa berkembang menjadi orang dewasa berminat luas.
Bagaimana mengarahkannya?
Secara bertahap Moms dapat membantu anak memperpanjang kemampuan konsentrasinya dengan menemukan bidang kegiatan yang sangat mereka minati.
Jangan memaksanya memusatkan perhatian lebih lama daripada kemampuannya.
Minta ia melakukan kontak mata dengan kita saat bicara dengannya.
Ciptakan suasana rumah yang tenang, kalau perlu tanpa tv untuk membantu anak memusatkan perhatian lebih lama pada benda atau gambar yang tidak bergerak.
Berikan mainan satu per satu, jangan sekaligus.
BACA JUGA :Riset : Karakter Anak Dipengaruhi oleh Ibunya
Anak yang lambat menyesuaikan diri
Anak seperti ini mendambakan rutinitas.
Perubahan lingkungan, koleksi benda, atau jadwal akan mengguncang jiwanya.
Mereka bisa "mengamuk" di setiap perubahan.
Tapi anak-anak seperti ini bisa menjelma menjadi orang dewasa yang mampu bertahan pada bidang atau pekerjaan yang dipilihnya.
Untuk menghadapi anak seperti ini, hindari perubahan tak perlu.
Siapkan anak menghadapi perubahan atau peralihan dengan pemberitahuan sedini mungkin.
Bawalah anak sesering mungkin ke tempat yang berbeda dan memungkinkannya bertemu dengan anak lain.
Moms harus bersabar karena Si Kecil membutuhkan waktu cukup lama untuk melatih kemampuan adaptasinya.
BACA JUGA : Anak Susah Bergaul dengan Teman dan Pemalu? Atasi Dengan Cara Ini
Anak cenderung menarik diri (pemalu)
Mereka kerap menempel pada ayah-ibu, menangis, atau mengamuk bila dipaksa berhadapan dengan hal-hal baru di hadapan orang yang tak dekat dengannya.
Segi positifnya, mereka bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang menganalisis setiap situasi secara utuh sebelum "masuk."
Anak-anak seperti ini cenderung membuat keputusan bijak.
Penanganan terbaik dengan memberi banyak waktu, dukungan, dan kesabaran bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru.
Selain itu, sesering mungkin kenalkan anak pada orang baru di suasana yang lumayan ramai, seperti acara keluarga atau ulang tahun teman.
Ajak anak bermain peran, dimana orangtua berperan sebagai anak pemalu, si batita menjadi teman yang mengajak berkenalan.
Tujuannya agar anak mempelajari cara menghadapi orang baru dan juga memupuk keberanian.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Yoan A.D. Nayoan |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR