Nakita.id - Masuki usia kehamilan 36 minggu, berat bayi sekitar 2,3 hingga 2,5 kg dengan panjang total 46 cm.
Saat ini lanugo (rambut 300 tipis) yang masih berada di dada dan punggungnya mulai menghilang.
Begitu juga dengan vernikskaseosa, lapisan serupa lilin yang melindungi janin selama 9 bulan dari cairan ketuban.
Bila berpeluang lahir prematur, dokter 80% akan memberikan obat golongan kortikosteroid untuk membantu pematangan paru-paru janin.
Janin sudah memenuhi ruang rahim dan hampir tidak memiliki basah ukuran ruang gerak.
Dalam menanggapi hal itu, tubuh sang ibu akan mengalami banyak perubahan.
BACA JUGA: Sering Buang Air Kecil di Trimester 3, Hati-hati Infeksi!
Perubahan itu juga yang membuat ibu mengeluhkan berbagai macam masalah, diantaranya:
Beser & Mengompol
Di trimester 3 ini, keluhan beser alias sering kencing tak jarang membuat ibu hamil sampai mengompol hanya gara-gara batuk bersin atau tertawa keras.
Wajar saja, karena janin yang semakin besar menyebabkan tekanan rahim pada kandung kemih juga semakin kuat.
Namun ingat Moms, jangan menunda-nunda buang air kecil dan jangan pula mengurangi air minum, karena infeksi kandung kemih bisa mengancam dengan gejala rasa nyeri waktu berkemih.
Sembelit
BACA JUGA: Jangan Minum Obat, ini Bahan Alami Atasi Sembelit Kala Hamil
Selain meningkatnya relaksasi otot- otot saluran pencernaan akibat meningkatnya hormon-hormon kehamilan sehingga membuat sistem pembuangan jadi lamban.
Sembelit atau konstipasi yang terjadi di trimester ini juga disebabkan tekanan dari rahim-yang terus tumbuh-kepada usus sehingga menghambat kegiatan normal usus.
Perbanyak asupan cairan dan konsumsi cukup makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan.
Lelah dan ceroboh
BACA JUGA: Sulit Hamil? Mungkin Moms Mengalami 1 Diantara 7 Kelainan Ini!
Moms mungkin merasa sedikit lelah, juga lebih ceroboh saat sedang hamil.
Hal ini dapat dimengerti, bukan hanya karena pertambahan berat badan, namun kehamilan dan daerah sekitar perut yang berat dapat mengganggu konsentrasi Ibu.
Hormonal juga menyebabkan relaksasi dari ligamen yang mengakibatkan sedikit gangguan keseimbangan.
Kombinasi antara keluhan yang tidak nyaman dan perubahan hormonal membawa emosi ibu naik turun.
Apabila hal ini tak dapat teratasi, bicarakanlah dengan dokter.
Asal tahu saja, depresi ketika masa kehamilan terjadi pada 1 ya dari 10 perempuan.
BACA JUGA: Catat, Ibu Hamil yang Stres Bisa Memicu Kelainan Pada Otak Janin!
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | momjunction |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR