Nakita.id - Moms tentu sudah sangat familiar dengan menu kolak.
Ya, kolak ialah salah satu menu berbuka favorit masyarat Indonesia dikala bulan Ramadan.
Kolak tidak hanya terbuat dari pisang atau biji salah, tetapi juga dari berbagai macam bahan lainnya seperti durian, labu, terigu, hingga ubi jalar.
BACA JUGA: Cara Mudah Kupas Buah Nangka Tanpa Lengket di Tangan, Hanya 2 Menit!
Nah usut punya usut, kolak ternyata memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Mulai dari sebagai alat penyebaran agama hingga pendekat dengan sang Khalik.
Pemberian nama 'kolak' sendiri tidak dilakukan secara sembarangan, ada arti serta filosofisnya.
Penasaran bagaimana ceritanya Moms? Berikut informasinya.
BACA JUGA: Adakah Perbedaan Kualitas ASI Saat Berpuasa? Ini Penjelasannya
Sejarah kolak
Siapa sangka jika dahulu kolak pernah digunakan sebagai salah satu alat penyebaran agama Islam.
BACA JUGA: Meski Sibuk Syuting, 5 Aktor Bollywood ini Tetap Jalankan Puasa
Saat itu masyarakat Jawa belum mengenal Islam dengan baik, sehingga para ulama pun mencoba berembuk untuk menetapkan satu cara sederhana agar masyarakat dapat memahami agama Islam.
Cara sederhana yang diyakini akan lebih dipahami oleh masyarakat Indonesia saat itu ialah dengan makanan.
Oleh karena itu, kolak pun dipilih untuk menjadi salah satu media penyebaran agama Islam.
Kolak pada saat itu hanya disajikan pada saat bulan Ruwah, kemudian berlanjut hingga ke bulan Ramadan.
Dari kebiasaan itulah akhirnya sekaran kolak menjadi menu takjil favorit masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa.
BACA JUGA: Ini Syarat dan Cara Mengurus Kartu Identitas Anak Tanpa Perlu Repot
Asal nama kolak
Nama kolak rupanya tidak dipilih secara sembarangan.
Kolak sebenarnya berasal dari kata 'khalik' yang berarti yang pencipta.
Menu satu ini dinamakan seperti itu dengan tujuan agar bisa dijadikan sebagai salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
BACA JUGA: Mudah Banget! Ini 5 Cara Mengatasi Diabetes Gestasional Tanpa Obat
Makna bahan dasar kolak
Tidak hanya namanya, bahan dasar kolak rupanya juga tidak dipilih secara sembarangan.
BACA JUGA: Foto Menggendong Anak Alice Norin, Warganet Doakan Syahnaz Diberi Momongan
Misalnya seperti pisang kepok dan ubi.
Pisang kepok dipilih karena diartikan sebagai kata 'kapok', supaya kita harus kapok dan bertaubat atas dosa yang pernah dilakukan.
Adapun ubi atau telo diartikan sebagai mengubur segala kesalahan yang telah lalu.
Jadi, dengan berbuka puasa dengan kolak harapannya dapat menjadi semakin dekat dengan Sang Pencipta dan mengubur segala kesalahan yang telah lalu.
Nah, bukan hanya manis dan segar ternyata kolak juga memiliki arti yang baik sekali ya Moms!
BACA JUGA: Benarkan Bayi Prematur Lebih Berisiko Bingung Puting? Ini Ulasannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | tribunnew.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR